Bobo.id - Fenomena alam di atas langit kembali terjadi. Fenomena ini dikenal dengan sebutan hujan meteor Sextantid.
Dikutip dari Kompas.com, fenomena ini bisa disaksikan secara langsung di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut peneliti Pusat Riset Sains Antariksa, Andi Pangerang Hasanuddin, fenomena ini berlangsung selama 90 menit.
Namun, apa itu hujan meteor sextantid?
Hujan meteor sextantid adalah hujan meteor yang titik radiannya (asal kenampakan) pada arah konstelasi sextants.
Baca Juga: Jangan Sampai Terlewat, Ini Daftar Fenomena Langit di Bulan September 2021
Hujan meteor ini terbentuk dari debu-debu asteroid.
Andi Pangerang Hassanuddin, mengatakan bahwa hujan meteor ini bisa disaksikan pada malam ataupun siang hari.
Sehingga masyarakat tidak perlu takut terlewat dan tidak bisa melihatnya.
Dalam dunia astronomi, fenomena alam ini juga disebut sebagai Daytime Sextantind.
Daytime Sextantid, artinya fenomena alam ini memiliki waktu waktu pengamatan yang singkat pada malam hari dan sangat lama pada malam hari.
Jika hujan meteor Sextantid ini disaksikan pada siang hari, maka cahaya meteornya akan cenderung redup.
Hal ini disebabkan karena adanya intensitas cahaya matahari yang lebih besar.
Perlu diketahui bahwa fenomena hujan meteor Sextantid ini bisa diamati dengan mata saja atau tanpa bantuan alat khusus.
Namun, harus dalam kondisi cuaca cerah, langit bersih, dan terbebas dari polusi udara.
Andi Pangerang mengatakan, bahwa Saat malam hari ada dua meteor yang terlihat setiap jamnya.
Sedangkan saat siang hari ada lima meteor yang akan tampak setiap jamnya.
Untuk masyarakat yang ada di wilayah Jakarta, juga bisa mengamati fenomena hujan meteor Sextantid.
Fenomena ini berlangsung mulai pukul 03.34 hingga 05.18 waktu setempat. Kemudian puncaknya terjadi di sekitar pukul 09.30 hingga 15.30 waktu setempat.
Untuk masyarakat di daerah lain, bisa mengakses laman inthesky, agar mengetahui puncak hujan meteor berlangsung.
Andi Pangerang Hasanudin kembali menegaskan, bahwa fenomena alam ini tidak berbahaya. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Sebab, hujan meteor kali ini hanya bersumber dari sisa-sisa debu, komet, dan asteroid yang berukuran kecil.
Sehingga sisa-sisa tersebut hanya mencapai ke bagian astmosfer bumi. Kemudian, terbakar di wilayah atmosfer.
Apakah tadi teman-teman sempat melihatnya? Kalau iya, beri tahu Bobo di kolom komentar, ya!
Tonton video ini, Yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ikawati Sukarna |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR