Bobo.id - Saat mengunjungi wilayah Banyuwangai, tentu teman-teman perlu mengerti makna Tari Gandrung yang merupakan ikon dari tempat tersebut.
Tarian ini banyak digunakan untuk menyambut musim panen raya, acara pernikahan, atau khitanan.
Saat menarikan tarian ini, penari akan diiringi dengan musik khas perpaduan dua budaya yaitu Jawa dan Bali.
Baca Juga: Macam-Macam Tarian Tradisional di Indonesia serta Asal Daerahnya, Materi Kelas 5 SD Tema 3
Tari Gandrung sendiri adalah salah satu kebudayaan khas dari Suku Osing yang berada di Banyuwangi.
Dalam menarikan tarian ini harus dilakukan secara berpasang-pasangan yaitu perempuan dan laki-laki.
Penari perempuan pada tari gandrung ini disebut dengan penari gandrung.
Sedangkan penari laki-laki mendapat sebutan dengan pemaju atau paju.
Berikut akan dijelaskan tentang sejarah dari tari gandrung ini.
Sejarah Tari Gandrung
Sejarah pada tarian ini diketahui memiliki banyak versi yang berbeda.
Menurut sebuah catatan sejarah, tarian ini dulunya dilakukan oleh penari laki-laki yang didandani seperti perempuan atau disebut juga tarian Gandrung Lanang.
Untuk musik pengirinya, menurut laporan Scholte (1927), digunakan instrumen utama kendang dan tidak jarang ada alunan biola yang ikut dimainkan.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1890-an tarian gandrung lanang ini mulai berkurang peminatnya hingga akhirnya hilang.
Lalu munculah tarian Gandrung Semi yang ditarikan oleh perempuan.
Nama tarian ini diambil dari nama seorang anak kecil perempuan yang saat itu berusia 10 tahun pada 1895.
Anak kecil tersebut bernama Semi yang ternyata memiliki penyakit parah.
Baca Juga: Penjelasan Lengkap Tentang Pengertian, Unsur-Unsur, dan Contoh Seni Tari di Indonesia
Keluarga Semi sudah pernah mencoba membawanya berobat di banyak tempat, namun tidak kunjung sembuh.
Karena tidak kunjung sembuh, ibu Semi yang bernama Mak Midhah membuat sebuah janji yang berbunyi "Khadung sira waras, sun dhedekake Seblang, kadhung sing yo sing".
Janji itu memiliki arti 'Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi'.
Setelah janji itu dibuat, ternyata Semi berhasil sembuh dari penyakitnya.
Ia pun dijadikan Seblang atau penari Gandrung yang akhirnya mulailah Tari Gandrung dimainkan oleh perempuan.
Dari situlah Tari Gandrung mulai dimainkan lagi dan menjadi ikon dari Kabupaten Banyuwangi.
Makna Tari Gandrung
Tari Gandrung yang merupakan tarian khas dari Banyuwangi tentunya memiliki arti atau makna tersendiri saat dimainkan.
Seperti penjelasan sebelumnya, tarian ini biasa ditarikan saat merayakan panen raya.
Bukan tanpa alasan, Tari Gandrung dibuat untuk menunjukan rasa syukur masyarakat terhadap hal yang diperoleh.
Kata Gandrung sendiri memiliki arti tergila-gila atau terpeseona.
Maksud dari tergila-gila atau terpesona ini ditujukan pada Dewi Sri yang merupakan Dewi Padi pembawa kesejahtraan pada masyarakat.
Karena itu, tarian ini selalu dilakukan setelah masyarakat melakukan panen besar-besaran untuk menunjukan rasa gembira dan rasa berterima kasih pada Dewi Sri.
Namun, kini tarian itu berkembang dan menjadi seni hiburan untuk masyarakat sekitar.
Kini tarian ini bisa dimainkan pada acara pernikahan, khitanan, dan lain sebagainya.
Pada tarian ini, ada beberapa karakteristik tertentu yang harus dipenuhi sebelum menarikannya.
Yuk! Simak penjelasan berikut.
Karakteristik Tari Gandrung
1. Busana
Pakaian yang digunakan penari Gandrung sangatlah khas dan berbeda dari tarian Jawa lainnya.
Model pakaian yang digunakan merupakan perpaduan dari budaya Jawa dan Bali, yaitu Kerajaan Blambangan.
Pada bagian baju terbuat dari bludru berwarna hitam dengan hiasan ornamen kuning emas serta manik-manik.
Manik-manik tersebut akan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada.
Di bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka.
Baca Juga: Cari Jawaban Soal Kelas 3 SD Tema 3, Macam-Macam Gerak Tari
Sedangkan pada bagian lengan atas akan ada sebuah kelat bahu dan penari juga mengenakan ikat pinggang sera sembong yang diberi kain.
Untuk selendang akan digunakan di bahu penari.
Lalu pada bagian kepala penari ada sebuah hiasan seperti mahkota yang bernama omprok.
Omprok ini terbuat dari kulit kerbau yang telah diberishkan serta mendapat hiasan ornamen dengan warna emas dan merah.
Pada bagian mahkota itu juga akan ada hiasan tokoh Antasena yang merupakan putra Bima berkela raksasa dengan badan berbentuk ular.
Para penari Gandrung juga akan mengenakan kain batik pada bagian bawah.
Ada banyak corak batik yang bisa digunakan dalam tarian Gandrung.
Namun, batik yang paling sering digunakan adalah batik dengan corak gajah oling, dan corak tumbuhan dengan belalai gajah.
Saat menari, penari Gandrung juga akan membawa sebuah kipas yang hanya digunakan pada bagian tarian tertentu.
Baca Juga: Tari Piring Khas Minangkabau, Sejarah dan Cara Menarikannya
2. Musik Pengiring
Tari Gandrung akan dimainkan dengan iringan alat musik yang beragam.
Jenis alat musik yang digunakan yaitu gong, kluncing atau triangle, biola, kendang, dan kethuk.
Saat penari mulai menari akan ada panjak atau pengundang yang bertugas memberikan semanhat serta efek lucu dari Tari Gandrung.
Nah, itu tadi beragama informasi tentang Tari Gandrung yang berasal dari Banyuwangi.
Tarian ini akan banyak dimainkan pada acara-acara bersar seperti pernikahan.
(Sumber foto: Candra Firmansyah/Wikimedia Commons)
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,kemdikbud.go.id |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR