Bobo.id - Bunga edelwies merupakan salah satu jenis bunga yang unik hingga dilindungi oleh pemerintah.
Apakah teman-teman tahu kalau bunga edelwies ini tidak boleh dipetik?
Bunga ini pun juga mendapat julukan bunga abadi karena dapat mekar dalam waktu yang lama.
Dengan nama latin Anaphalis javanica, bunga ini bayak ditemui di gunung-gunung Indonesia.
Memiliki warna putih keabu-abuan, bila mekar bunga ini akan memunculkan warna kuning pada bagian putiknya.
Baca Juga: Baru Tahu Keunikannya, Ini 5 Fakta tentang Bunga Teratai, Salah Satunya Berasal dari Negara Mesir
Bukan hanya karena kecantikan bunga tersebut, tapi ada beberapa alasan lain yang membuat tanaman ini tidak boleh dipetik.
Bunga ini tidak hanya bisa mekar dalam waktu yang lama, tapi ternyata tanaman ini juga bisa hidup bertahun-tahun.
Tentunya ini sangat berbeda dengan berbagai jenis bunga lain yang masa hidupnya singkat.
Berikut akan dijelaskan beberapa fakta menarik tentang bunga edelwies.
1. Tidak Boleh Dipetik
Bunga edelwies ini tidak boleh dipetik karena beberapa alasan.
Tanaman ini banyak berada di kawasan konsevasi sehingga termasuk dalam bagian yang dilindungi.
Bahkan larangan memetik bunga ini juga ada di dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 pasa 33 ayat 1 dan 2 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekonomi.
Karena itu memetik bunga ini termasuk perbuatan melanggar hukum.
Bila teman-teman melanggar peraturan tersebut, maka hukuman yang didapat adalah denda maksimal Rp 50 juta.
Baca Juga: Ternyata Hanya Mekar Selama Seminggu, Ini 6 Fakta Unik Sakura
2. Bunga Abadi
Bunga edelwies disebut juga sebagai bunga abadi yang karena waktu mekarnya bisa sampai 10 tahun.
Waktu mekar yang lama ini disebabkan adanya hormon etilen.
Hormon etilen pada bungan edelwies ini bisa mencegah kerontokan kelopak dalam waktu yang lama.
Selain waktu mekar yang lama, tanaman ini juga bisa bertahan hidup selama ratusan tahun, lo.
3. Bisa Hidup di Tanah Tandus
Tanaman ini memang lebih sering ditemui di area pegunungan.
Walau begitu bunga edelwies ini bisa juga hidup di wilayah dengan tanah yang tandus.
Jenis tanaman ini memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi, sehingga bisa hidup di berbagai tempat.
Hal itu terjadi karena, tanaman ini mampu membentuk mikoriza yang berfungsi untuk memperluas jangkauan akar dalam mencari zat hara untuk tumbuh.
4. Tumbuh Hingga 8 Meter
Tanaman yang dilindungi ini ternyata memiliki masa hidup yang sangat panjang.
Di Gunung Sumbing, Jawa Tengah pernah ditemukan tanaman edelwies yang tumbuh hingga 8 meter.
Baca Juga: Baru Tahu Keunikannya, Ternyata Bunga Tulip Bukan Berasal dari Belanda
Bahkan diameter lubang mencapai kurang lebih 15 sentimeter.
Saat ditemukan, tanaman tersebut diperkirakan memiliki usia sekitar 100 tahun.
Penemuan itu, membuktikan bawah tanaman ini memiliki masa hidup yang panjang.
5. Nyaris Punah
Bunga abadi ini sempat mengalami kondisi nyaris punah, lo.
Kondisi itu terjadi di wilayah Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah pada kisaran tahun 2004.
Saat itu warga sekitar meyakini bahwa edelweis sudah punah, lantaran ada banyak sekali orang yang memetik untuk dijadikan suvenir atau oleh-oleh.
Bunga tersebut diambi dari wilayah Gunung Prau yang ada di Dieg.
Kini bunga ini mulai dibudidayakan sehingga orang-orang tidak harus memetik tanaman yang ada di gunung.
Tempat pembudidayaan bunga ini ada di Desa Wisata Edelweis, di Desa Wonokirti, Kabupaten Pasuruhan, Jawa Timur.
Baca Juga: Tidak Sulit, Ketahui Cara Mudah Menanam Bibit Bunga Telang di Pekarangan Rumah Ini
Pembudidayaan ini sengaja dilakukan oleh kelompok petani sekitar.
Bunga itu kemudian akan dipanen dan dijadikan suvenir atau oleh-oleh kepada para wisatawan.
Nah, itu tadi beberapa fakta menarik tentang bunga abadi yang statusnya dilindungi oleh pemerintah.
Bila teman-teman tertarik untuk melihat bunga ini dan memilikinya, silakan datang ke tempat pembudidayaannya yang ada di Jawa Timur.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR