Bobo.id - Selain manusia, kucing juga rentan terhadap penyakit pencernaan, teman-teman.
Penyakit pencernaan ini dapat menyerang saluran atau sistem pencernaan pada kucing.
Akibatnya kucing bisa mengalami susah makan hingga gangguan proses pencernaan.
Ada dua penyebab terjadinya penyakit pada pencernaan kucing yang sering ditemukan, yaitu parasit dan bakteri.
Penyakit pencernaan yang disebabkan oleh parasit contohnya cacingan, sedangkan yang disebabkan oleh bakteri adalah diare.
Kedua penyakit ini mudah terjadi pada kucing jika kita tidak menjaga kebersihan lingkungan, kebersihan tempat makan dan minum, serta kebersihan kucing.
Baca Juga: Menyerang Pernapasan Kucing dan Berbahaya! Ini Penjelasan Penyakit Feline Calicivirus
Yuk, kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasi kedua penyakit ini!
Penyakit Cacingan pada Kucing
Berdasarkan hasil wawancara redaksi Bobo.id dengan drh. Habyb Palyoga, inilah rangkuman mengenai gejala, penyebab dan cara mengatasi cacingan dan diare.
1. Sumber Penularan atau Penyebab
Pertama, melalui air susu yang diberikan induk kucing kepada anakan kucing.
Hal ini terjadi jika indukan kucing tidak pernah mendapatkan obat cacing sehingga mengalami cacingan.
Ada beberapa jenis cacing yang bisa menular melalui air susu induk kucing, salah satunya yaitu cacing Toxocara sp.
Kedua, penularan cacing juga dapat terjadi melalui lingkungan. Penularan melalui lingkungan umum terjadi baik pada kucing dan manusia.
Telur-telur cacing yang tersembunyi di dalam tanah dapat masuk ke dalam tubuh kucing melalui telapak kakinya.
Ketika kucing menjilati telapak kaki, maka telur akan masuk ke dalam sistem pencernaan dan berkembang di dalamnya, sehingga menyebabkan cacingan.
Ketiga, melalui kutu-kutuan yaitu kutu Ctenocephalides yang dapat membawa telur cacing berukuran sebutir nasi di dalam perutnya.
Ketika kutu ini loncat dan hinggap di tubuh kucing, kucing akan merasa gatal dan menggaruk bagian tubuhnya.
Baca Juga: Hati-Hati Menular! Kenali Ringworm, Penyakit Kulit pada Kucing yang Disebabkan oleh Jamur
Dengan tidak sengaja, kutu ini mati dan termakan oleh kucing ketika kucing dan telur cacing tetap hidup, tumbuh, dan berkembang di dalam pencernaan kucing.
2. Gejala Cacingan pada Kucing
Kucing yang mengalami cacingan akan menunjukkan ciri-ciri fisik khas yaitu perutnya menjadi buncit.
Namun, kebuncitan ini hanya terjadi pada perut. Tubuhnya tetap kurus kering, karena yang banyak memakan gizi dan nutrisi adalah cacing di perutnya.
Selain itu, kucing juga dapat mengalami lemas tubuh, susah makan, diare, dan muntah.
Pada kondisi yang parah, ketika kucing mengeluarkan feses dan muntah, akan terlihat cacing hidup keluar dari pencernaannya.
3. Cara Mengatasi Kucing Cacingan
Kucing yang sudah menunjukkan tanda-tanda cacingan, sebaiknya segera mendapatkan perawatan dan obat dari dokter hewan.
Dengan pemberian obat, cacing di dalam tubuh kucing perlahan-lahan akan mati dan keluar dari tubuh kucing.
Setelah itu, kucing harus mendapat obat cacing secara rutin untuk mencegah penyakit cacingan datang kembali.
Khusus untuk kucing peliharaan yang senang bermain di luar, berikan obat cacing setiap bulan.
Namun, untuk kucing peliharaan yang lebih sering di dalam rumah, berikan obat cacing 3 bulan sekali.
Baca Juga: Jangan sampai Dibiarkan, Ini Cara Mengatasi Ringworm pada Kucing
Penyakit Diare pada Kucing
Diare pada kucing biasanya terjadi karena kontaminasi bakteri pada makanan, salah memilih makanan, infeksi, dan juga gejala keracunan.
Nah, untuk mengetahui apa saja penyebab, gejala, dan cara mengatasi diare pada kucing, perhatikan penjelasan berikut ini.
1. Penyebab Diare
Kucing tidak cocok dengan jenis makanan berbumbu dan berempah, teman-teman.
Bahan-bahan ini dapat menyebabkan reaksi di dalam pencernaan kucing sehingga menimbulkan diare.
Infeksi penyebab diare dapat terjadi karena adanya bakteri, virus, dan keracunan.
Bakteri yang terdapat di dalam makanan dan tempat makan kucing dapat menginfeksi pencernaan kucing sehingga mengalami diare.
2. Gejala Diare
Diare pada kucing ditandai dengan berkurangnya nafsu makan kucing, kucing terlihat lemas dan tidak bersemangat, serta menjadi lebih murung.
Selain itu, terdapat beberapa kotoran di sekitar anus kucing, keadaan feses lebih cair, dan adanya bau busuk dari bagian belakang tubuh kucing.
3. Cara Mengatasi Kucing Diare
Kamu bisa melakukan pertolongan pertama pada kucing diare yaitu sebagai berikut.
Baca Juga: Pencinta Kucing Wajib Waspada! Penyakit Zoonosis pada Kucing Ini Bisa Menular ke Manusia
- Berikan cairan elektrolit sebagai penanganan dehidrasi yang dialami kucing. Larutan elektrolit ini bisa dibuat dengan air yang dicampur gula.
- Jangan berikan makanan selama enam jam setelah kucing terdeteksi diare.
Kucing yang diare sebaiknya puasa dari makanan terlebih dahulu agar tidak terus mengeluarkan feses dari tubuhnya.
Ini juga mencegah terjadinya diare yang lebih parah.
- Bawa ke dokter hewan untuk penanganan dan pengobatan jika diare semakin parah.
Nah, itulah beberapa rangkuman penting mengenai penyakit yang menyerang pencernaan kucing.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR