Bobo.id - World Health Organizations (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia memberi nama varian virus corona B.1.617.2 yaitu varian Omicron.
Varian Omicron ini ditetapkan ke dalam Variants of Concern (VOC).
Sebelumnya, WHO menetapkan varian B.1.621 dalam kategori VOI dan menamainya varian Mu.
Sejauh ini, ada 5 VOC dan 2 Variants of Interest (VOI), yang semuanya memiliki nama Yunani masing-masing agar penyebutannya mudah.
Berdasarkan huruf Yunani, seharusnya ada huruf “Nu” dan “Xi”, namun pengucapannya sulit, sehingga varian baru dinamakan Omicron.
Baca Juga: Vaksin Penting untuk Daya Tahan Tubuh, Apa Akibatnya kalau Tubuh Tidak Mendapat Vaksin?
WHO sudah melakukan penelitian mengenai varian Omicron ini. Hasil yang didapatkan sebagai berikut.
1. Vaksin Tetap Penting Dilakukan
WHO bekerja sama dengan TAG-VE mencoba memahami dampak potensial dari varian ini.
TAG-VE yaitu Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus.
Kesimpulan yang diambil mereka yaitu vaksin tetap penting untuk mengurangi penyakit parah dan kematian, termasuk melawan virus dominan yang beredar, Delta.
2. Tes PCR
WHO menyarankan tes PCR untuk mendeteksi varian Omicron, seperti yang banyak digunakan terus mendeteksi infeksi dengan varian.
Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah ada dampak pada jenis tes lain, termasuk tes deteksi swab antigen.
3. Pengobatan
WHO menyebutkan Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blockers tetap digunakan untuk menangani pasien dengan penyakit COVID-19 parah.
Baca Juga: Jumlah Anak-Anak yang Tertular COVID-19 Lebih Rendah, Ini Penjelasan Dokter
4. Penularan Belum Diktetahui
WHO belum bisa memastikan mengenai daya penularan varian Omicron ini.
Misalnya, seberapa tinggi tingkat penularannya dari orang ke orang dibandingkan dengan varian lain, termasuk Delta.
Di Afrika Selatan, jumlah orang yang didapati tes positif dengan varian Omicron, meningkat.
Namun, penelitian masih dilakukan untuk menentukan faktor penularan ini disebabkan oleh varian Omicron atau faktor lain.
5. Tingkat Keparahan Penyakit
WHO masih belum menemukan apakah infeksi Omicron akan menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan infeksi dengan varian lain, termasuk Delta.
Sejauh ini, belum ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala Omicron berbeda dari varian lainnya.
Infeksi awal yang dilaporkan terjadi di antara mahasiswa atau individu yang lebih muda yang cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan.
Untuk memahami tingkat keparahan varian Omicron, WHO membutuhkan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.
Baca Juga: WHO Anjurkan Pasien COVID-19 di Rumah Gunakan Oximeter, Apa Itu Oximeter?
6. Anjuran dari WHO
WHO mendorong negara-negara untuk berkontribusi dalam pengumpulan dan pembagian data pasien rawat inap melalui Platform Data Klinis WHO Covid-19.
Ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik klinis dan hasil pasien dengan cepat.
Selain itu, WHO juga menyarankan kepada negara-negara untuk meningkatkan pengawasan dan pengurutan kasus.
WHO juga menyarankan kepada negara-negara untuk meningkatkan pengawasan dan pengurutan kasus.
(Penulis : Rosy Dewi Arianti Saptoyo)
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR