Bobo.id - Tidak terasa kita sudah memasuki akhir tahun, nih, teman-teman.
Ini artinya, hujan akan sering turun, karena akhir tahun adalah musim penghujan di Indonesia.
Sayangnya, hujan kadang bisa turun tiba-tiba, bahkan saat langit tidak terlihat mendung.
Inilah sebabnya, kita harus selalu mempersiapkan diri agar tidak basah karena kehujanan.
Salah satunya adalah dengan menyiapkan payung dan selalu membawanya kalau teman-teman sedang pergi.
Ya, payung yang berbentuk seperti kubanh ini bisa melindungi tubuh kita dari hujan yang turun.
Ternyata, ada fakta unik tentang sejarah payung yang kita gunakan saat hujan, lo, teman-teman.
Payung yang umumnya digunakan saat hujan pada awalnya ternyata justru tidak digunakan untuk berlindung dari hujan.
Yuk, cari tahu sejarah payung!
Payung Diperkirakan Sudah Diciptakan Ribuan Tahun Lalu
Payung pertama kali diciptakan sekitar 4.000 tahun yang lalu dan terlihat di beberapa peninggalan kuno bangsa Mesir, Asyur, Yunani, dan Tiongkok.
Saat itu payung dibuat dari beberapa daun yang diikat bersama dan diletakkan di atas kepala.
Payung yang awalnya digunakan untuk melindungi diri dari panas matahari kemudian dimodifikasi oleh bangsa Tiongkok agar bisa digunakan saat hujan.
Cara yang dilakukan bangsa Tiongkok adalah dengan cara melapisi payung kertas dengan lapisan lilin.
Lapisan lilin pada payung kertas ini akan membuat payung jadi tidak basah oleh air saat hujan turun.
Baca Juga: Sering Dikaitan dengan Sihir dan Mistis, Ini 5 Fakta Unik Burung Hantu
Payung Awalnya Digunakan untuk Menahan Sinar Matahari
Selain untuk melindungi diri dari sinar matahari dan hujan, payung juga digunakan sebagai penanda status sosial dan pangkat selama kekaisaran.
Pada masa itu, di Tiongkok payung juga menjadi simbol kekuatan dan kekayaan, lo.
Kalau payung yang digunakan semakin besar dan semakin banyak orang yang membawakan payung, itu berarti status sosial orang yang menggunakan payung tersebut semakin tinggi.
3.000 tahun lalu, bangsa Mesir Kuno juga mengembangkan payung untuk menunjukkan status sosial.
Saat itu, payung hanya digunakan oleh kaum bangsawan saja, karena pada waktu itu gaya hidup yang berkembang di antara para bangsawan adalah kulit yang pucat.
Payung Sebagai Aksesoris untuk Laki-Laki dan Perempuan
Kemudian pada abad ke-16, payung mulai populer dan banyak digunakan, terutama di dunia bagian barat, terutama di Eropa utara yang memiliki iklim hujan.
Pada awalnya, payung dianggap sebagai aksesoris yang hanya bisa digunakan oleh perempuan.
Lalu, seorang pengembara dan penulis dari Persia, Jonas Hanway mulai memperkenalkan payung di kalangan pria.
Payung yang ada di Eropa pada awalnya terbuat dari kayu yang kemudian ditutupi dengan kain kanvas berminyak.
Sedangkan pegangannya dibuat dari kayu yang berbentuk melengkung.
Setelah itu, payung terus berkembang, seperti payung lipat yang dikembangkan oleh Samuel Fox pada tahun 1852.
Sedangkan payung saku atau payung berukuran kecil yang dapat dilipat baru ditemukan tahun 1928 oleh Hans Haupt.
Setelah itu, banyak inovasi payung lainnya, nih, seperti dikembangkannya payung berbentuk topi.
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Tought Co |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Tyas Wening |
KOMENTAR