Bobo.id – Indonesia adalah negara yang memiliki banyak gunung.
Sebagian gunung yang ada di Indonesia adalah gunung berapi aktif yang bisa meletus kapan saja.
Sebagai mencegah timbulnya korban jiwa dan memaksimalkan bantuan, diperlukan tindakan antisipasi khusus.
Tindakan antisipasi adalah untuk memberi peringatan sebelum terjadinya gunung meletus.
Baca Juga: Inilah Proses Magma Keluar dari Perut Bumi dan Sebabkan Gunung Meletus
Di Indonesia, tindakan antisipasi gunung meletus bisa menggunakan metode EWS.
Tahukah teman-teman metode EWS itu?
EWS (Early Warning System)
EWS adalah singkatan dari Early Warning System, atau dalam Bahasa Indonesia adalah Sistem Peringatan Dini.
Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) merupakan serangkaian sistem untuk memberitahukan akan timbulnya kejadian alam.
Misalnya berupa bencana alam maupun tanda-tanda alam lainnya.
Peringatan dini pada masyarakat atas bencana merupakan tindakan memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dipahami.
Baca Juga: Contoh Bencana Alam yang Sering Terjadi di Indonesia dan Cara Menanganinya
Secara umum peringatan dini yang merupakan penyampaian informasi tersebut diwujudkan dalam bentuk sirene, kentongan, dan lain sebagainya.
Jenis dan Contoh EWS
Dalam praktiknya, EWS dibagi 2 jenis, yakni EMS konvensional (kuno) atau EMS modern yang menggunakan penerapan teknologi.
Dalam kasus bencana gunung meletus, berikut ini contoh dari dua jenis EWS yang digunakan:
- EWS konvensional gunung meletus: memperhatikan gejala alam; seperti: hewan hutan turun menyelamatkan diri, hewan di dalam tanah keluar, dan suhu udara sangat panas dibanding hari biasa.
- EWS modern gunung meletus: menggunakan teknologi pendeteksi getaran (seismometer) dan pendeteksi deformasi tanah (tiltmeter).
Baca Juga: Indonesia Sering Mengalami Gempa Bumi, Ketahui 5 Alasan Indonesia Jadi Wilayah Rawan Gempa Bumi
Alat EWS Modern
Pada contoh sebelumnya, disebutkan 2 alat EWS modern, yaitu seismometer dan tiltmeter.
Seismometer adalah alat untuk mengukur gerakan tanah, termasuk gelombang yang dihasilkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi, dan sumber gempa lainnya.
Seismometer dapat mengetahui gerakan di bagian dalam bumi, sehingga aktivitas gunung berapi bisa terus dipantau.
Tiltmeter merupakan alat pengukur deformasi gunung yang berfungsi untuk mendeteksi pengembungan atau pengempisan tubuh gunung.
Deformasi adalah perubahan ketinggian tanah akibat tekanan dari dalam bumi.
Tiltmeter digunakan untuk mengetahui jalur aliran lava di dalam tanah, sehingga bisa memperkirakan kapan gunung akan meletus.
Baca Juga: Apa Bedanya Erupsi dan Meletus? Ini Penjelasannya
EMS sangat bermanfaat untuk bisa mengurangi dampak gunung meletus.
Nah, itulah penjelasan mengenai EMS gunung meletus. Pastinya sangat berguna, ya.
Tonton video ini juga, yuk.
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | BKN |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR