Varian Omicron ini dilaporkan lebih ringan dari varian, tapi kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan menepis hal tersebut.
Sebab, varian virus baru ini justru berhasil menghindari beberapa respons imun dari vaksin, khususnya pada orang yang daya tahannya rendah.
Bahaya Varian Omicron
Varian Omicron masih mengintai di tengah lonjakan kasus COVID-19 yang dilaporkan beberapa negara.
Baca Juga: Varian Omicron Sudah Terdeteksi di Indonesia, Ini 7 Hal Penting yang Perlu Diketahui
Studi yang dilakukan tim peneliti dari Imperial College London menunjukkan, bahwa orang yang pernah terinfeksi COVID-19 berisiko lima kali lebih tinggi terinfeksi ulang akibat varian Omicron.
Para peneliti juga mengungkapkan, virus Omicron tidak menunjukkan tanda-tanda lebih ringan daripada varian Delta.
Pejabat WHO mengatakan, bahwa vaksinasi COVID-19 lengkap dapat membentuk kekebalan yang bisa mencegah infeksi dan keparahan penyakit virus corona varian apa pun, termasuk varian Omicron.
Dr. Tedros menekankan pandemi dapat berakhir pada tahun 2022 dengan syarat bahwa 70 persen masyarakat di setiap negara telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 pada pertengahan tahun depan.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR