Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu menguap setelah beberapa saat orang di sekitarmu menguap?
Menguap biasanya terjadi ketika kita mengantuk, bosan, atau kekurangan oksigen di otak.
Namun, mengapa kita bisa menguap setelah orang lain menguap? Benarkah menguap itu menular?
Yuk, cari fakta menarik tentang menguap dari penjelasan berikut!
Baca Juga: Suka Membuat Sarang di Atas Tanah, Ini Fakta Menarik Burung Puyuh
Menguap memang menular
Para peneliti ternyata berusaha untuk menyelidiki dan membuktikan apakah menguap benar-benar bisa menular.
Sebuah studi menemukan, saat ada video yang menunjukkan orang sedang menguap, sekitar 50% orang yang menontonnya juga ikut menguap.
Menurut Robert Provine, psikolog dan ahli syaraf di University of Maryland, reaksi itu bukan hal yang aneh.
Beberapa studi mengaitkan menguap dengan empati. Dari penelitian ini, dibuktikan bahwa kita menguap bahkan ketika kita tidak mengantuk.
Menguap lebih menular ke orang terdekat
Menurut penelitian di tahun 2012, menguap ternyata lebih menular kepada teman-teman yang lebih dekat.
Para peneliti menemukan, semakin dekat kita dengan seseorang, maka semakin mungkin kita ikut menguap ketika mereka menguap.
Kedekatan tersebut dapat berupa kedekatan secara genetik maupun emosional.
Artinya, teman dekat dan keluarga memiliki perasaan yang lebih kuat satu sama lain.
Baca Juga: Jadi Negara Terpadat Kedua di Dunia, Ini 5 Fakta Unik India yang Miliki Kantor Pos Terapung
Kita menguap selama 6 detik
Uniknya, ternyata rata-rata orang bisa menguap selama 6 detik! Dalam detik-detik itu, detak jantung meningkat.
Penelitian menunjukkan bahwa selama 6 detik saat menguap, terjadi perubahan psikologis.
Menguap bisa jadi tanda penyakit
Menurut National Institute of Health, bagi sebagian orang, menguap berlebihan bisa menjadi reaksi yang disebabkan saraf vagus.
Saraf ini dapat mengindikasi masalah pada jantung. Di kasus langka lainnya, menguap merupakan tanda ada masalah di otak.
Dilansir dari Medical News Today, menguap berlebihan bisa jadi adalah gejala dari lobus frontal atau tumor batang otak.
Meski begitu, kasus ini termasuk jarang terjadi.
Gejala lain yang mungkin menandakan tumor otak adalah sakit kepala, perubahan kepribadian, kesemutan, sisi tubuh kaku, hilang ingatan, dan masalah penglihatan.
Jadi, menguap berlebihan ternyata juga menjadi gejala adanya masalah pada tubuh.
Baca Juga: Punya Ratusan Museum, Ini 5 Fakta Menarik Kota London di Inggris
Janin bisa menguap
Meskipun belum benar-benar dipastikan alasannya, ternyata bayi yang belum lahir juga bisa menguap.
Para peneliti menguji hasil 4D di tahun 2012, ada gambar yang menunjukkan bayi sedang membuka mulutnya seperti menguap.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR