Bobo.id - Teman-teman, apakah kamu termasuk orang yang sering digigit nyamuk?
Tahukah kamu, sebagian orang ternyata lebih sering digigit nyamuk daripada orang lain.
Mengapa ini bisa terjadi? Padahal, terkadang orang yang lebih sering digigit nyamuk sudah melakukan perlindungan ekstra.
Namun, nyamuk tetap saja mengejarnya. Sementara, orang lain justru tidak digigit.
Faktanya, dari 3.000 lebih spesies nyamuk di dunia, hanya ada sedikit yang suka menggigit manusia.
Adapun nyamuk tersebut yaitu nyamuk Aedes aegepty dan Anopheles gambiae.
Kedua jenis nyamuk ini adalah nyamuk pembawa virus dan penyakit yang menular.
Aedes aegepty menularkan penyakit zika dan demam berdarah, sedangkan Anopheles gambiae menularkan malaria.
Banyak orang berpikir ada beberapa faktor penyebab kulit kita lebih disukai nyamuk, misalnya golongan darah, kecerahan warna kulit, hingga keringat.
Baca Juga: Cara Alami Membasmi Nyamuk dengan Cuka, Lebih Aman untuk Kesehatan
Namun, benarkah beberapa hal tersebut penyebabnya? Yuk, cari tahu!
Mikrobiota Kulit
Menurut penelitian yang dijelaskan melalui Science Alert, orang yang lebih sering digigit nyamuk punya mikrobiota pada kulitnya.
Mikrobiota ini sebagian besar adalah bakteri dan jamur non-patogen yang hidup di pori-pori kulit dan folikel rambut.
Jamur non-patogen adalah jamur yang tidak menimbulkan penyakit pada inangnya.
Kombinasi dari bakteri dan jamur ini dapat mengeluarkan bau dalam bentuk senyawa organik yang mengundang nyamuk mendekat.
Pada kulit, mikrobiota ini bisa berjumlah ratusan spesies dan tidak mudah berpindah ke kulit orang lain.
Bau yang dihasilkan mikrobiota ini dapat dicium oleh alat pengecap yang sangat sensitif dari nyamuk betina.
Komposisi mikrobiota yang terdapat pada kulit kita dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya apa yang kita makan, atau tempat tinggal kita.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Lagi, 5 Tanaman Pengusir Nyamuk Ini Bisa Bantu Cegah Demam Berdarah
Namun, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa keadaan genetik dapat memengaruhi seberapa ramah kulit kita terhadap mikrobiota.
Lalu, benarkah keringat dapat menarik perhatian nyamuk untuk mendekati kulit kita?
Ketika kulit berkeringat, mikroba lebih mudah untuk menempel pada kulit. Nah, mikroba inilah yang akan mengundang nyamuk mendekat.
Meskipun begitu, kita masih belum tahu mengapa nyamuk lebih suka mendekati kulit yang mengandung mikroba tertentu.
Sehingga sampai saat ini, para peneliti masih mencari tahu apa yang dapat memengaruhi mikroba dapat menempel pada kulit.
Jika penemuan ini sudah berhasil dilakukan, maka kita bisa mencegah kulit kita dihinggapi bahkan digigit oleh nyamuk.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR