Bobo.id - Sudah tahukah teman-teman kalau pemerintah berencana menghentikan siaran Televisi (TV) analog mulai April 2022?
Rencananya, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), akan menghentikan siaran TV analog atau Analog Switch Off (ASO) ini pada 17 Agustus 2021.
Namun, Kominfo menundanya dan akhirnya, Menteri Komunikasi dan Informatika, Jhonny G Plate mengumumkan rencana penghentian siaran TV analog dalam tiga tahap, yaitu
- Tahap 1 pada 30 April 2022
- Tahap 2 pada 25 Agustus 2022
- Tahap 3 pada 2 November 2022
Lalu, kenapa siaran TV analog harus dihentikan, ya? Menurut juru bicara Kominfo, Dedy Permadi, alasan menghentikan siaran TV analog adalah sebagai berikut.
1. Menjalankan Pasal 60A Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
2. Menghasilkan siaran televisi yang berkualitas, jernih, dan bersih bagi masyarakat.
Baca Juga: Jangan Sampai Rusak dan Kotor, Ini Cara Tepat Membersihkan Layar TV LED
3. Meningkatkan siaran dan meningkatkan infrastruktur penyiaran.
4. Mengejar ketinggalan negara Indonesia dari negara lain.
5. Meratakan akses internet untuk keperluan pendidikan dan peringatan bencana.
Karena alasan tersebutlah, nantinya masyarakat akan beralih dari TV analog ke TV digital.
Bagi masyarakat yang belum mempunyai TV digital dan mempunyai televisi tabung, bisa melakukan pemasangan Set Top Box (STB).
Apa itu STB? STB adalah perangkat keras yang dipasang pada TV analog agar bisa menayangkan siaran digital.
Jadi, masyarakat tidak perlu membeli televisi baru untuk mengikuti perpindahan TV analog ke TV digital.
Namun, sebenarnya apa perbedaan TV analog dengan TV digital, ya? Untuk mengetahui perbedaan keduanya, teman-teman bisa menyimak penjelasannya berikut ini.
Perbedaan TV Analog dan TV Digital
Baca Juga: Jangan Lakukan 4 Hal Ini pada TV Layar Datar di Rumah, Bisa Bikin TV Cepat Rusak
TV digital memberikan pengalaman menonton yang lebih baik daripada TV analog, lo.
Dasar-Dasar TV Analog
Sinyal TV analog dihantarkan mirip dengan sinyal radio, seperti sinyal video dihantarkan dalam bentuk AM (Amplitudo Modulation) dan suara dalam bentuk FM (Frequency Modulatioan).
Karena hal tersebutlah, sinyal sering mengalami gangguan yang disebabkan kondisi cuaca dan kondisi geografis.
Bahkan, salah satu kelemahannya adalah warna tidak ditambahkan pada TV analog, setidaknya sampai tahun 1953.
Kesimpulan dari TV analog:
- Sinyal dihantarkan seperti radio.
- Mudah terkena gangguan cuaca seperti, cuaca, hujan, badai, atau salju.
- Dulunya tidak berwarna dan mulai berwarna pada 1953.
Baca Juga: Ikut Mola TV Family Challenge, Selain Menimba Ilmu Kamu Juga Bisa Dapat Hadiah Puluhan Juta Rupiah
Dasar-Dasar TV Digital
TV digital atau DTV mempunyai sinyal yang dihantarkan oleh satuan data informasi (bit), seperti yang ada pada komputer.
Tidak seperti penghantaran sinyal TV analog, kita tidak akan kehilangan sinyal bertahap karena cuaca ataupun kondisi geografis.
Selain itu, TV digital memang dirancang agar kualitas warna, suara, dan kualitas gambar lebih baik.
Kesimpulan dari TV digital:
- Sinyal dihantarkan seperti sinyal internet pada komputer, sinyal dihitung datanya setiap detik, seperti sinyal internet.
- Tidak mudah kehilangan sinyal karena jaraknya dari pemancar meningkat.
- Kualitas warna, suara, dan gambar baik
Nah, itulah rencana pemerintah untuk melakukan pergantian dari TV analog ke TV digital.
Baca Juga: Ikut Mola TV Family Challenge, Selain Menimba Ilmu Kamu Juga Bisa Dapat Hadiah Puluhan Juta Rupiah
Dengan TV digital, teman-teman bahkan bisa merasakan pengalaman menonton siaran seperti film.
Kita juga bisa memutar siaran dengan teks dan audio (suara) dalam beberapa bahasa.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,lifewire.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR