Pembentukan Awan Cumulonimbus
Awan cumulonimbus juga dikenal sebagai thunderheads atau kepala petir karena bentuknya yang unik menyerupai jamur.
Saat tetesan air di awan saling bergesekan, maka di dalam awan cumulonimbus ini akan muncul kilatan-kilatan.
Kilatan itu disebabkan adanya listrik statis akan menciptakan petir.
Terbentuknya awan cumulonimbus ini membutuhkan kondisi lingkungan yang hangat dan lembap.
Dalam beberapa kasus, awan cumulonimbus dengan energi yang besar akan berkembang menjadi awan raksasa atau supercell yang dapat menghasilkan angin kencang, banjir bandang, dan banyak petir.
Bahkan, beberapa di antaranya dapat menghasilkan angin tornado atau puting beliung, jika kondisinya lingkungannya mendukung.
Baca Juga: Meski Terlihat Ringan, Ternyata Awan Bisa Punya Berat 500.000 Kilogram! Ini Fakta Menariknya
Walau begitu, cumulonimbus akan menyebabkan hujan deras yang hanya berlangsung sebentar, sekitar 20 menit.
Hal ini disebabkan karena awan tidak hanya membutuhkan banyak energi untuk terbentuk, tetapi juga mengeluarkan banyak energi.
Cumulonimbus adalah awan yang sering dikaitkan dengan berbagai penyebab cuaca ekstrem.
Dampak awan cumulonimbus ini bisa menyebabkan berbagai bencana karena cuaca ekstrem, seperti banjir bandang, badai petir, dan curah hujan yang tinggi.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR