Kemudian, sel somatik itu dibiarkan hingga kekurangan nutrisi, agar berhenti membelah diri.
Setelah itu, ilmuwan akan mengambil sel telur dari domba jenis lain dan dibuang inti selnya.
Lalu, ditempelkanlah sel telur tersebut dengan sel somatik tadi. Agar terjadi pembentukan inti sel yang baru dan mengandung deoxyribonucleic acid (DNA) yang baru, maka kedua sel itu dialiri listrik sedikit demi sedikit.
DNA adalah materi genetik yang ada pada setiap makhluk hidup dan bisa diturunkan, dan disimpan di dalam inti sel.
Jika sudah dialiri listrik, maka sel tersebut akan mengalami pembelahan terus-menerus untuk membentuk embrio.
Embrio ini akan ditanam ke dalam rahim (uterus) domba betina lainnya. Jadi, lebih mudahnya kita akan menggunakan tiga jenis domba, domba A, domba B, dan domba C.
Sel dari domba A dan B digabung untuk mendapatkan embrio. Embrio tersebut oleh para ilmuwan ditanam ke dalam domba C.
Baca Juga: Kocak! Laki-Laki Ini Dikejar Domba saat Bersepeda, Rupanya Ia Minta Pertolongan, Ini Kisahnya
Tentu saja proses ini tidak mudah dan berkali-kali mengalami kegagalan. Menurut catatan dari Institut Roslin sendiri, dari 277 percobaan para ilmuwan hanya mendapatkan 29 embrio dan hanya mampu bertahan selama satu minggu.
Semua 29 embrio yang bertahan ditanamkan ke dalam rahim domba pengganti. Namun, hanya satu yang bertahan selama 148 hari, yaitu domba Dolly yang lahir pada 5 Juli 1996.
Kehidupan Domba Dolly
Selama kehidupannya, domba Dolly juga berhasil dikawinkan dengan seekor domba jantan yang bernama David.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,dw.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR