Bobo.id - Hari Minggu tanggal 6 Maret 2022, tercatat ada gempa terjadi di wilayah pantai timur Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
Jenis gempa bumi yang mengguncang Sangihe tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada pukul 06.40 WITA.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sangihe menyebutkan, belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa tersebut.
BPBD Sangihe melaporkan bahwa gempa bumi di Sangihe tersebut tidak terlalu terasa.
Gempa bumi tersebut juga tidak terlalu memengaruhi aktivitas warga.
Hasil analisis BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter magnitudo 4,7.
Episenter atau titik pusat gempa bumi tektonik ini terletak pada koordinat 3,55° Lintang Utara; 126,10° Bujur Timur.
Lokasi tepat gempa bumi Sangihe berada di laut pada jarak 44 kilometer arah timur Tabukan Selatan Tengah, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara pada kedalaman 33 kilometer.
Baca Juga: BMKG Pasang 66 Alarm Tsunami di Sejumlah Wilayah Indonesia, Apa Fungsinya?
Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado mengatakan bahwa dengan memperhatikan lokasi titik pusat dan kedalaman gempa, maka disimpulkan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal.
Gempa bumi di Sangihe ini terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
Menurut jurnal Universitas Krisnadwipayana, subduksi lempeng adalah terjasinya tabrakan antara lempeng samudra dengan lempeng benua.
Akibat tabrakan tersebut, salah satu lempeng akan tenggelam ke dalam dan satu lempeng akan terangkat naik.
Lempeng yang tenggelam akan dipanaskan oleh inti Bumi dan melebur menjadi magma.
BMKG melaporkan bahwa gempa bumi Sangihe ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault), yang menandakan lempeng yang terangkat lebih banyak daripada lempeng yang tenggelam.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Tidak berpotensi tsunami
BMKG melaporkan bahwa gempa bumi tektonik ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami, teman-teman.
Baca Juga: Benarkah Hewan Bisa Memprediksi Gempa Bumi Sebelum Terjadi? Ini Penjelasan Ilmiahnya
BMKG mengimbau warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya mengenai gempa.
Walau gempa tidak berpotensi bahaya, BMKG tetap mengimbau agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Perbedaan gempa tektonik dan gempa vulkanik
Berada di jalur cicin api Pasifik membuat negara Indonesia cukup sering dilanda gempa, ya, teman-teman.
Banyak gempa bumi yang sudah terjadi dan beberapa di antaranya menimbulkan kerusakan yang besar.
Gempa di Sangihe tersebut adalah gempa bumi tektonik. Gempa bumi tektonik adalah jenis gempa Bumi yang disebabkan oleh pergeseran lempeng plat tektonik.
Gempa tektonik ini terjadi karena besarnya tenaga yang dihasilkan akibat adanya tekanan antar lempeng batuan dalam perut Bumi.
Selain gempa tektonik, ada juga jenis gempa bumi vulkanik. Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang terjadi karena magma di dalam gunung berapi sedang mengalami pergerakan.
Nama lain dari gempa vulkanik adalah gempa gunung berapi. Penamaannya sesuai dengan waktu terjadinya gempa, yaitu sebelum atau sesudah letusan gunung berapi.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | BMKG,KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR