Penyebab Pulau Sumba terancam adalah adanya arus urbanisasi di masyarakat pedesaan Sumba yang terus meningkat, teman-teman.
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk pedesaan ke area perkotaan.
Adanya urbanisasi besar-besaran inilah yang menyebabkan penduduk pedesaan di Pulau Sumba menurun.
Padahal, untuk merawat situs warisan budaya di pedesaan diperlukan banyak aktivitas gotong royong penduduk asli.
Urbanisasi penduduk Pulau Sumba ke perkotaan adalah sebagai dampak buruk globalisasi, teman-teman.
Kurangnya penduduk asli Sumba ini menyebabkan banyak budaya asli Pulau Sumba yang ditinggalkan.
Contohnya adalah perawatan rumah tradisional Sumba mulai ditinggalkan, serta tarian dan alat musik Sumba yang semakin hari semakin sedikit peminatnya.
Baca Juga: Cerita Anak Sumba dan Kuda Kesayangannya
Selain itu, situs budaya di kampung-kampung Sumba juga terancam oleh bencana bencana kebakaran.
Contohnya adalah kebakaran yang menghanguskan 30 rumah adat di Desa Tarung pada tahun 2017 dan 16 rumah di Desa Bondo Morotuo pada tahun 2018.
Oleh karena itu, World Monuments Watch 2022 meminta perhatian kepada masyarakat Indonesia untuk melestarikan budaya tradisional di Sumba.
Satu-satunya Situs Warisan Budaya dari ASEAN yang Terancam
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Source | : | worldwildlife.org,gramedia.com,World Monuments Fund |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR