Bobo.id - Varian baru COVID-19 bernama varian Deltacron telah muncul di Eropa dan Amerika Serikat.
Varian Deltacron disebut sebagai varian rekombinan virus corona yang merupakan perpaduan antara varian Delta dan Omicron.
Namun, varian Deltacron ini merupakan varian tidak resmi ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sehingga teman-teman diimbau tidak perlu panik dulu dengan berita kemunculan varian Deltacron berikut.
Yuk, kita ketahui dulu fakta-fakta mengenai varian Deltacron.
1. Mirip Varian Omicron
Deltacron dilaporkan pertama kali pada Januari 2022 yang merupakan akhir gelombang Delta.
Di sisi lain, pada awal 2022 justru menjadi puncak gelombang Omicron bagi Indonesia. Oleh sebab itu, varian Deltacron bisa jadi adalah subvarian Omicron.
Berdasarkan struktur kimiawinya, beberapa bagian varian Deltacron juga sangat mirip dengan varian Omicron.
Baca Juga: Bukan Nama Resmi dari WHO, Ini 5 Fakta Varian Deltacron yang Mulai Muncul
Akibatnya, tubuh yang terpapar varian Deltacron akan bergejala seperti terpapar varian Omicron.
2. Kasus Deltacron Jarang Terjadi
Meski ditemukan di beberapa negara, kasus Deltacron ini masih jarang terjadi, teman-teman.
Sejumlah ahli menduga varian Deltacron ini tidak akan menimbulkan masalah yang berarti.
Bahkan, para peneliti mengimbau agar masyarakat tidak pelu khawatir atas kemunculan varian Deltacron.
Selain masih jarang terjadi, varian Deltacron secara resmi juga belum bisa dikatakan sebagai ‘varian’ oleh WHO.
3. Tidak Memunculkan Gelombang
Masyarakat tentunya akan was-was dengan berita kemunculan varian baru COVID-19.
Mereka takut dengan adanya gelombang COVID-19 susulan seperti gelombang COVID-19 kedua karena varian Delta dan gelombang COVID-19 ketiga karena varian Omicron.
Baca Juga: Penjelasan tentang Munculnya Varian Baru Deltacron, Apakah Sudah Masuk ke Indonesia?
Apakah varian Deltacron akan menyebabkan gelombang keempat? Ternyata, kemungkinan besarnya tidak, teman-teman.
Meskipun kasus varian Deltacron sudah terkonfirmasi, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa tingkat keparahan virus Corona yang terjadi di masyarakat tidak mengalami perubahan.
Artinya, tingkat keparahan pasien COVID-19 masih sama seperti varian sebelumnya yang telah mendominasi, yakni Omicron.
Selain itu, varian Deltacron tidak menunjukkan tingkat pertumbuhan yang mengkhawatirkan.
Walaupun begitu, masyarakat tetap diimbau untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat.
4. Deltacron Belum Masuk ke Indonesia
Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting mengatakan, kasus varian Deltacron belum ditemukan di Indonesia.
Hal ini sesuai laporan ahli bahwa Deltacron dilaporkan terjadi di Eropa dan Amerika Serikat.
Meski melegakan, kita juga tak boleh lengah dalam menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain, ya!
Kuis! |
Kenapa varian Deltacron disebut varian rekombinan? |
Petunjuk: Cek halaman 1! |
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR