Atau dapat dikatakan, stasiun radio pertama di Indonesia lahir 29 tahun setelah pertama kali teknologi radio diciptakan oleh Guglielmo Marconi pada 1896.
Setelah masa pendudukan Jepang di Indonesia, radio-radio siaran Jepang mulai dikumandangkan pada tahun 1942.
Radio yang sebelumnya milik Belanda, lalu diambil alih kepemilikannya oleh Jepang dengan menyatukan radio-radio tersebut dengan satu komando.
Komando tersebut bernama Hoso Kanri Kyoku, yang berpusat di Jakarta dan memiliki cabang di Kota Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang, dengan nama Hoso Kyoku.
Namun siaran radio Jepang tersebut berhenti pada 19 Agustus 1945, bersaman dengan pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki.
Setelah merdeka dari kependudukan Jepang, Indonesia mendengar berita melalui radio luar negeri bahwa Belanda akan kembali menduduki Indonesia.
Tokoh-tokoh yang pernah aktif dalam siaran radio pada masa kependudukan Jepang mulai menyadari peran penting radio dalam komunikasi rakyat dan pemerintah.
Baca Juga: Pilot Sering Mengucapkan Kata Roger, dari Mana Asal-usulnya, ya?
Radio Republik Indonesia
Oleh karena itu, para tokoh tersebut melaksanakan pertemuan pada 11 September 1945 di Jakarta, tepatnya di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon.
Adapun tokoh-tokoh tersebut ialah Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, dan Maladi.
Abdulrahman Saleh sebagai ketua delegasi dalam pertemuan tersebut mengusulkan untuk mendirikan stasiun radio di Indonesia. Tujuannya untuk memudahkan komunikasi antara pemerintah dan rakyat.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR