Salah satu bentuk kebudayaan dalam bentuk benda yang dimiliki Suku Dayak adalah rumah adat.
Rumah adat Suku Dayak disebut dengan rumah Betang atau rumah Panjang yang cukup khas di Kalimantan.
Rumah-rumah adat ini akan lebih mudah lagi ditemukan di sekitar hulu sungai, yang biasa menjadi tempat pemukiman Suku Dayak.
Secara umum, rumah Betang dibangun berbentuk panggung dengan ketinggian tiga hingga lima meter dari atas tanah yang berguna untuk pelindung saat air meluap dan menyebabkan banjir.
Rumah Betang yang dimiliki Suku Dayak ini tidak dihuni oleh satu keluarga saja, tapi menjadi rumah beberapa keluarga. Bahkan ada rumah Betang yang memiliki panjang 150 meter dengan lebar 30 meter.
Bagian dalam rumah itu akan disekat bilik-bilik untuk membagi tempat setiap keluarga.
Dengan bentuk rumah tersebut, Suku Dayak selalu mengutamakan kebersamaan dalam hidup. Semua kehidupan setiap orang yang tinggal di rumah Betang akan diatur dalam sebuah hukum adat, baik aturan berbagi makanan, menjaga keamanan, ataupun berladang.
Baca Juga: Miliki Banyak Situs Warisan Dunia, Ini Serba-serbi Chichen Itza, Kota dari Peradaban Suku Maya
Bahasa Suku Dayak
Masyarakat Suku Dayak tentu memiliki bahasa daerah yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari.
Pada awalnya masyarakat Suku Dayak merupakan penutur bahasa Austronesia. Namun lama kelamaan Suku Dayak menyebar ke area pedalaman dan pegunungan.
Perkembangan ini membuat Suku Dayak memiliki banyak subsuku dengan bahasa daerah yang berbeda-beda.
Source | : | Kompas.com,RimbaKita.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR