Proses terbentuknya yaitu dilakukan proses pemurnian di kilang minyak (refinery) terhadap minyak bumi bersama dengan gas bumi dihasilkan produk-produk petrokimia seperti etana, propana dan berbagai produk petrokimia lainnya.
Selanjutnya etana dan propana dipecah dengan menggunakan tungku bersuhu tinggi, sehingga terbentuk etilena dan propilena.
Dalam reaktor etilena dan propilena yang terbentuk digabungkan dengan katalis membentuk polimer plastik yang selanjutnya menjadi pelet/bijih plastik.
Bijih plastik yang terbentuk kemudian diproses menjadi aneka produk plastik seperti sisir, botol plastik, kantong plastik, sampul plastik, ember plastik, dan sebagainya.
Dampak Terhadap Lingkungan
Di laut atau perairan, banyak sampah plastik yang terapung nantinya bisa termakan oleh hewan-hewan air.
Selain menimbulkan pencemaran, sampah plastik di laut juga dapat membahayakan kesehatan hewan.
Baca Juga: Apa Saja Plastik yang Tidak Dapat Didaur Ulang? Yuk, Simak!
Ketika burung, ikan, dan hewan besar lainnya memakan plastik, bahan tersebut dapat terjerat di dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan.
Salah satu jenis makhluk hidup yang terdampak langsung terhadap adanya sampah plastik adalah bakteri Prochlorococcus.
Bakteri ini terdapat di lautan, dan berfungsi untuk menghasilkan oksigen bagi bumi karena dapat melakukan fotosintesis.
Sayangnya, senyawa kimia yang berasal dari sampah plastik dapat mengganggu perkembangan, fotosintesis, dan produksi oksigen bakteri Prochlorococcus.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR