Meskipun fiksi, penulisnya juga bisa mengambil idenya dari kehidupan sehari-hari.
Jadi, kebenarannya dari cerita fiksi sudah dicampur dengan khayalan dari penulisnya.
2. Menggunakan bahasa konotatif
Apa itu bahasa konotatif? Bahasa konotatif adalah bahasa yang tidak sebenarnya. Penulis teks fiksi menggunakan bahasa tersirat atau teks yang ditulis secara terbuka.
Namun, bisa juga ditulis dalam bahasa kiasan agar pembaca mendapatkan rasa emosional.
3. Tidak mempunyai penulisan yang baku
Teks fiksi ditulis dengan bebas oleh pengarangnya. Tidak ada aturan baku, bagaimana teks fiksi itu ditulis, baik dari pemilihan bahasa, cerita, susunan, ataupun penulisan paragrafnya.
Jadi, imajinasi dan kreativitas penulis tidak dibatasi dalam karya tulis fiksi.
4. Mementingkan perasaan dan emosional pembaca
Penulis teks fiksi, ingin membuat perasaan pembacanya tersentuh dan merasa emosional. Sedangkan, karya tulis non fiksi ingin membuat pembacanya berlogika atas dasar ilmu ilmiah.
5. Mengandung pesan moral
Source | : | Kompas.com,Masmedia |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR