Bobo.id - Teman-teman sudah tahu manfaat mendongeng, kan? Mendongeng bisa membuat kita menjadi cerdas.
Nah, hari ini ada dongeng anak yang berjudul Memburu Misteri Musuh Kerajaan.
Jangan lupa untuk membaca dongeng atau minta orang tuamu untuk mendongeng untukmu, ya!
----------
Hati Raja Danagung selalu gelisah. Sebelum wafat, ayahnya berpesan agar ia
mencari musuh kerajaan Danagiri, yang dipimpinnya. Setiap hari Raja Danagung dan para punggawa sibuk memikirkan cara menemukan musuh kerajaan.
"Aku akan menghentikan pembangunan di daerah dekat sungai. Jangan-jangan suku berkulit hitam dan berambut keriting yang tinggal di daerah itu adalah musuh kerajaan. Musuh seperti yang dimaksud ayahandaku. Mereka adalah suku asing yang berpura-pura menjadi penduduk asli kerajaan," kata Raja Danagung mantap pada permaisurinya. Sang permaisuri hanya diam. Walaupun sebenarnya ia ingin menegur suaminya, agar tidak ceroboh.
Dan, ketika putra pertamanya lahir, Raja sangat kaget. Putranya itu berkulit hitam dan berambut keriting. Raja langsung memanggil penasihatnya.
"Mengapa ini bisa terjadi?" Tanya Raja bingung.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Serigala, Hewan Cerdas yang Sering Jadi Tokoh Cerita Dongeng #MendongenguntukCerdas
"Ampunkan hamba, Paduka! Hamba jadi teringat pada paman Paduka yang sudah meninggal. Warna kulitnya sama persis dengan putra Paduka ini. Dengan begitu, suku yang tinggal di dekat sungai itu pun masih saudara kita,"jelas penasihat raja yang sudah tua itu.
Raja mengangguk-angguk.
Raja Danagung lalu meminta maaf pada penduduk di sekitar sungai. Pembangunan di daerah itu dilanjutkan. Daerah di sekitar sungai pun menjadi makmur.
Hari-hari berikutnya, Raja Danagung yang ceroboh tetap mencari musuh misterius kerajaan nya.
Suatu ketika, Raja kembali menemukan suku yang dicurigai. Suku itu tinggal di daerah persawahan. Tubuh dan kaki mereka pendek. Raja memerintahkan untuk menghentikan pembangunan tanggul di daerah itu. Suku itu menjadi marah. Mereka berbondong-bondong menuju ke istana.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR