Saat mereka tiba di alun-alun kerajaan, Raja Danagung menyambut mereka dengan marah. Ia berdiri di atas panggung dan berseru,
"Dengarlah! Keturunan suku asli kerajaan ini tidak ada yang bertubuh dan berkaki pendek seperti kalian. Karena itu, kalian harus keluar dari kerajaan ini!" perintah Raja lantang. Akan tetapi, suku itu tidak mau pergi.
"Pasukan, tangkap mereka!" perintah Raja murka. Seketika sepasukan tentara kerajaan menyerbu masuk alun-alun. Suku itu langsung berlari berhamburan untuk menyelamatkan diri.
Namun beberapa hari kemudian, raja kembali menyesal. Bayi mungil putra keduanya yang baru lahir ternyata bertubuh dan berkaki pendek.
"Setelah melihat putra Paduka, hamba jadi teringat akan Ibunda. Bukankah Ibunda Paduka waktu itu bertubuh pendek, berkaki pendek pula? Namun beliau bijaksana dan cantik sekali," ujar penasihat. Raja kembali minta maaf.
Sebagai rasa sesalnya, Raja pun mempercepat pembangunan tanggul di daerah itu. Daerah di sekitar persawahan itu pun bertumbuh makmur seperti daerah-daerah lainnya.
Usai kejadian itu, Raja Danagung tetap mencari musuh kerajaan. Kini ia mencurigai suku yang hidupnya berpindah-pindah dari hutan ke hutan lainnya. Tubuh mereka besar, kuat, dan berhidung besar. Raja yakin, mereka bukan keturunan dari salah satu suku di kerajaannya.
Suatu hari, Raja mengumpulkan punggawanya. Ia bermaksud untuk menyerang suku bertubuh besar itu. Namun betapa terkejutnya sang raja. Putra ketiganya yang lahir hari itu, ternyata bertubuh gempal dan berhidung besar. Persis dengan suku yang akan diserangnya. Setelah mendengar cerita penasihat, Raja pun sadar. Ternyata suku yang tinggal di hutan itu juga keturunan suku asli kerajaan Danagiri.
Raja meminta maaf dan membangun daerah di sekitar hutan.
Raja Danagung tak pernah lelah mencari misteri musuh kerajaannya. Sekalipun beberapa kali dugaannya keliru, Raja tak pernah bosan memburu. Tanpa disengaja, akhirnya seluruh wilayah kerajaan selesai dibangun. Tak ada lagi daerah miskin di kerajaan Danagiri. Namun Raja justru bingung. Ia belum berhasil melaksanakan amanat ayahandanya. Untuk menemukan musuh kerajaan Danagiri.
Suatu malam, Raja Danagung bermimpi. Ayahandanya datang dan berkata, "Hai, anakku! Ayah bangga padamu. Kau telah mengalahkan musuh kerajaan yang selama ini membuat Ayah sedih." Raja Danagung bingung. Namun ayahandanya berkata lagi,
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR