Bobo.id - Apakah teman-teman senang mengonsumsi cokelat?
Mengonsumsi cokelat memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh. Kandungan yang ada dalam cokelat dipercaya dapat memperbaiki suasana hati.
Cokelat yang sering kita temukan di minimarket maupun di swalayan ada bermacam-macam, mulai dari cokelat susu, cokelat hitam, hingga cokelat putih.
Cokelat ternyata telah ditemukan selama lebih dari 200 tahun, lo.
Namun, untuk varian cokelat putih baru terlihat pertama kali di Eropa selama perang Dunia I.
Kala itu perusahaan Nestle memperkenalkan cokelat putih untuk pertama kalinya di Amerika Serikat pada tahun 1930-an.
Namun, tahukah teman-teman? Cokelat putih sebenarnya bukan benar-benar cokelat, lo.
Yuk, simak informasi ini.
Cokelat Putih Terbuat dari Cocoa Butter
Baca Juga: Cocok jadi Camilan di Hari Libur, Ini Resep Membuat Cookies Cokelat yang Lezat
Bahan pembuatan cokelat putih adalah cocoa butter. Salah satu produk yang dihasilkan melalui proses produksi cokelat.
Dilansir Perfecthealthdiet, cokelat putih hanya terdiri dari cocoa butter dengan susu tambahan.
Apa itu cocoa butter?
Cokelat hitam, cokelat susu, maupun cokelat putih sebenarnya sama-sama berasal dari biji kakao.
Namun, saat biji kakao diproses, bagian kakao yang berwarna hitam dan tidak manis dipisahkan dari kandungan lemaknya.
Bagian yang hitam itu menjadi padatan kakao, sementara bagian yang berlemak menjadi cocoa butter.
Padatan kakao ini bisa memberikan rasa enak pada produk cokelat hitam dan cokelat susu.
Sementara cocoa butter adalah lemak yang membuat cokelat putih terasa meleleh dalam mulut.
Cocoa butter adalah satu-satunya bagian kakao yang terdapat dalam cokelat putih. Tidak ada bagian kakao lain di dalam cokelat putih.
Baca Juga: Cocok jadi Camilan di Hari Libur, Ini Resep Membuat Cookies Cokelat yang Lezat
Itulah mengapa rasa cokelat putih tidak sepekat cokelat hitam atau cokelat susu.
Ada Ketentuan Kandungan Cokelat Putih
Tahukah teman-teman? Ternyata pembuatan cokelat putih ini juga ada aturannya, lo.
Kalau cokelat hitam biasanya harus mengandung padatan kakao sebanyak 70 persen. Sementara cokelat susu harus mengandung padatan kakao sebanyak 12 persen.
Nah, hal ini tidak berlaku untuk cokelat putih, teman-teman.
Agar suatu produk bisa dikatakan memilki kandungan cokelat putih haruslah mengikuti standar yang telah ada.
Sejak 2004, Amerika Serikat telah menetapkan bahwa produk cokelat putih harus mengandung setidaknya 20 persen cocoa butter, 14 persen padatan susu, dan 3,5 persen lemak susu.
Bagaimana dengan pemanisnya? Pemerintah Amerika Serikat memberikan ketentuan gula atau pemanis buatan lainnya tidak boleh lebih dari 55 persen.
Manfaat Cokelat Putih untuk Kesehatan
Baca Juga: Cocok Dinikmati di Akhir Pekan, Buat Resep Risoles Pisang Cokelat Ini, yuk!
Cokelat putih yang baik ternyata warnanya tidak benar-benar putih, lo. Melainkan berwarna kuning pucat atau gading.
Ini sesuai dengan warna cocoa butter.
Cokelat putih ini memiliki berbagai manfaat yang tak kalah dari cokelat hitam, lo.
Dilansir dari laman Boldsky, cokelat putih ternyata memiliki kandungan kalsium yang bisa mencapai 169 miligram.
Kalsium ini dibutuhkan tubuh manusia untuk menguatkan tulang dan gigi serta dapat mendukung fungsi jantung, otot, dan saraf.
Untuk teman-teman yang mengalami gangguan makan, cokelat putih bisa jadi pilihan untuk meningkatkan selera makan, nih.
Ini karena mengonsumsi sepotong cokelat putih sebagai makanan penutup akan meninggalkan rasa manis di mulut.
Bahkan cokelat putih ini aman dan tidak beracun apabila dikonsumsi oleh anjing dan kucing, lo. Ini karena kadar theobromin dalam cokelat putih rendah.
Nah, itulah fakta menarik tentang cokelat putih. Semoga informasi ini bermanfaat untuk teman-teman, ya.
Kuis! |
Berapa kandungan cocoa butter yang seharusnya ada pada produk cokelat putih? |
Petunjuk: cek di halaman 3! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,IDN Times |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR