Penelitian terbaru menunjukkan bahwa di bawah Sungai Nil ada mantel seperti sabuk yang terus berputar.
Mantel ini disebut juga sebagai mantel konveksi, yaitu gerakan merayap yang sangat lambat dari lapisan padat di Bumi.
Gerakan yang lambat ini disebabkan oleh arus konveksi atau perpindahan panas yang membawa panas dari inti Bumi menuju permukaan Bumi.
Nah, karena adanya mantel seperti sabuk inilah, Sungai Nil tetap terjaga pada tempatnya dan tidak berpindah lokasi.
Sumber Air Sungai Nil
Selain pertanyaan mengapa Sungai Nil tidak berhenti mengalir, para ilmuwan juga bertanya-tanya dari manakah sumber air Sungai Nil?
Henry Morton Stanley, seorang penjelajah Wales-Amerika, melakukan ekspedisi pada pertengahan tahun 1870-an.
Baca Juga: Meskipun Menyenangkan, Mengapa Kita Tidak Boleh Sembarangan Berenang di Sungai?
Ia menyimpulkan bahwa Danau Victoria memiliki satu saluran keluar yang mengalir ke Sungai Nil Putih melalui Air Terjun Rippon dan Danau Albert.
Faktanya, mengalirnya air di Sungai Nil ini telah membantu kehidupan bangsa Mesir yang terkenal dengan gurun dan suhu udara yang panas.
Sungai mengalir terus menerus, dari hulu ke hilir untuk menuju ke tempat yang lebih rendah, seperti danau dan lautan.
Dengan aliran sungai inilah, bangsa Mesir dapat memanfaatkan sumber air tawar dari Nil untuk minum, makan, mandi, memasak, dan mengairi lahan.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR