Akhirnya dayang Yayang mengendap masuk ke ruang galeri istana. Ia membawa patung Putri Cempaka ke kamar sang putri. Ia mengganti dengan gaun terbaru. Dayang lalu menekan tombol untuk menghidupkan patung itu.
Tak lama kemudian, patung itu sudah naik kereta kuda menuju ke istana Bibi Kenanga. Ketika masuk ke istana Bibi kenanga, sang Bibi menyambutnya dengan sopan. Bibi Kenanga sengaja memberi contoh agar Putri Cempaka bersikap sopan juga.
“Selamat siang, Bibi Kenanga. Apakah Bibi sehat?” tanya patung lilin Putri Cempaka sambil membungkuk sedikit memberi hormat.
Oo, Bibi Kenanga melongo kagum melihat kesopanan Putri cempaka. Ia tak tahu kalau itu adalah patung ajaib penyihir istana.
Bibi Kenanga lalu mengajak putri cempaka makan siang. Patung lilin putri cempaka makan dengan pelan dan sangat sopan. Ia mengucapkan terima kasih setiap kali Bibi Kenanga meletakkan makanan di piringnya. Ia mengelap mulutnya kalau ada sisa makanan.
Sementara itu, Putri Kenanga yang asli ternyata berkunjung ke rumah penyihir Dumdam di hutan. Ia , penyihir Dumdam dan dayang Yayang minum teh bertiga di bawah pohon besar yang berbunga indah. Mereka sambil membicarakan flora dan fauna. Putri Cempaka memang suka sekali belajar tentang bunga dan hewan-hewan.
Di hari minggu berikutnya, giliran Putri Mawar dan kamboja yang menginap di rumah Bibi Kenanga. Mereka adalah kakak Putri Cempaka. Mereka sangat heran mendengar cerita Bibi Kenanga tentang Putri Cempaka yang katanya telah berubah menjadi sangat sopan.
Ketika pulang ke istana, Putri Kamboja dan Mawar menghampiri Putri Cempaka yang sedang berlarian di taman istana mengejar Undut, kucingnya. Mereka memanggil Putri Cempaka dan melihat dengan mata curiga.
“Aku yakin, pasti kamu melakukan sesuatu di rumah Bibi Kenanga. Tidak mungkin kelakuanmu manis selama dua hari di sana,” kata kedua kakaknya.
Putri Cempaka hanya tersenyum. Ia tak berniat menceritakan kejadian yang sebenarnya hari itu juga. Ia berniat menceritakannya pada ibunya dulu dua tiga hari lagi. Ibunya pasti akan mengerti.
“Akan kuceritakan beberapa hari lagi,” kata Putri cempaka sambil tersenyum jahil. “Sekarang, akan aku ambilkan es krim untuk berdua. Tadi aku minta dayang Yayang membeli tiga untuk kita bertiga,” katanya lagi.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR