Bobo.id - Ramai dibicarakan, bahwa Stasiun Gambir akan ditutup setelah pembangunan Stasiun Manggarai selesai.
Padahal, itu hanya kabar hoaks atau kabar bohong saja, lo.
Nyatanya, Stasiun Gambir masih akan tetap beroperasi .
Namun, Stasiun Gambir nantinya akan melayani KRL saja, bukan kereta jarak jauh lagi.
Nah, kita sangat sering mendengar istilah KRL, terutama teman-teman yang tinggal di Jakarta, ya.
Selain itu ada juga kereta MRT dan LRT.
Supaya tidak bingung ketahui pengertian dan perbedaan KRL, MRT, dan LRT, yuk!
KRL
Bobo sadur dari situs Indonesia Baik, KRL adalah singkatan dari Kereta Rel Listrik atau Commuter Line.
KRL atau commuter line adalah sarana transportasi umum tertua di Jakarta dengan rute terbanyak yang tersebar di Jabodetabek, lo!
Penumpang KRL di Jakarta cukup banyak mencapai 950 ribu per hari dengan 6 jalur dan 80 stasiun yang tersebar di Jabodetabek.
KRL memiliki kecepatan sekitar 90 km/jam. Kereta ini mampu mengangkut penumpang dengan jumlah yang banyak karena memiliki 8-10 gerbong. KRL sendiri memiliki jalur layang dan atas tanah.
KRL adalah jenis transportasi umum paling lambat lajunya daripada MRT dan LRT, teman-teman.
Meski begitu, KRL menjadi pilihan bagi masyarakat untuk bepergian entah untuk bekerja, sekolah, atau hal lainnya.
Transportasi berbasis rel ini masih banyak digunakan karena memiliki rute yang tersebar lebih luas dengan stasiun yang lebih banyak.
MRT
Masih dilansir dari Indonesia Baik, MRT adalah singkatan dari Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu mulai beroperasi tahun 2019.
Sesuai namanya, kereta api ini mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar berbeda dengan KRL.
Baca Juga: Ramai Dibicarakan, Apa Benar Stasiun Gambir Akan Ditutup? Begini Penjelasan Kemenhub
MRT bisa mengangkut 1950 penumpang dalam 1 rangkaian kereta dengan 6 gerbong.
MRT melaju cukup cepat, yakni sekitar 110 km/jam.
Selain itu, MRT juga memiliki dua jalur lintasan, yaitu layang dan bawah tanah.
MRT memiliki jarak antar stasiun atau pemberhentian yang pendek.
Saat ini, sistem perlintasan MRT ada dua, yaitu rute MRT layang (rute Lebak Bulus - ASEAN) dan rute MRT bawah tanah (rute ASEAN - Bundaran HI).
Meskipun hanya memiliki rute di kota, MRT dapat membantu penumpangnya tiba di tujuan dengan tepat waktu karena memiliki jalur khusus di bawah tanah yang bebas macet dan hambatan.
Menariknya, jalur bawah tanah MRT dibuat menggunakan bor raksasa (Tunnel Boring Machine) sepanjang 6 km.
LRT
Terakhir ada LRT yang merupakan singkatan dari Light Rail Transit sudah beroperasi pada 2019.
LRT atau Light Rail Transit merupakan kereta api yang tidak dapat menampung penumpang terlalu banyak.
LRT mengangkut paling sedikit penumpang dari dua 'saudaranya'.
LRT hanya dapat menampung 628 penumpang dalam 1 rangkaian kereta dengan 2-4 gerbong.
LRT berukuran lebih ramping dari kereta lainnya.
Meski begitu, LRT masih lebih cepat daripada KA biasa, yaitu sekitar 90 km/jam.
LRT ini beroperasi dengan jalur khusus, yaitu jalur layang yang bebas macet dan hambatan.
Nah, itulah pengertian dan perbedaan KRL, MRT, dan LRT.
Adakah teman-teman yang sudah mencoba naik ketiganya?
Bagaimana pengalaman teman-teman?
----
Kuis! |
Apa singkatan MRT? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR