Akhirnya, musim salju pun datang. Flik hampir tak percaya melihat salju putih dan sangat dingin turun dari langit. Ia bergelung di sarang sambil melahap buah-buah kenari.
“Saljunya berkilau sangat indah. Sayang, dingin sekali. Aku jadi malas keluar rumah,” kata Flik.
“Itu sebabnya, kau harus mengumpulkan persediaan makanan selama musim gugur. Supaya tidak perlu keluar rumah saat musim dingin tiba!” marah ketiga kakaknya.
“Sudah, jangan bertengkar. Flik kan baru kali ini merasakan musim salju,” kata ibu mereka menenangkan.
Baca Juga: Dongeng Anak: Dua Pangeran #MendongenguntukCerdas
“Maafkan, aku Kak! Aku memang tidak ikut mengumpulkan kenari. Tapi, ayo, duduklah! Aku akan ceritakan dongeng yang aku kumpulan dari burung hantu tua!” kata Flik.
Malam itu, bulan tampak bulat. Cahayanya masuk ke dalam pohon tempat keluarga tupai itu tinggal. Semua tupai asyik mendengarkan dongeng Flik. Setelah selesai mendongeng, Flik berkata,
“Akan kupanggilkan teman-temanku untuk menghibur kalian,” kata Flik lagi. Tak lama kemudian, datanglah Pak Jangkrik membawa gitar, dan Pak Belalang membawa akordion.
Flik membaca puisi diiringi musik gitar dan akordion. Para kelinci menari mengikuti irama musik.
“Oo, ini seperti pesta yang indah, Flik!” puji ibunya. Ketiga kakaknya juga merasa sangat senang.
Flik gembira bisa membawa kebahagiaan di pohon tempat tinggalnya. Flik membuat mereka semua bisa melalui musim dingin dengan hati yang hangat.
Ketiga kakak Flik memaafkannya walau ia tidak ikut mengumpulkan kenari di musim itu. Namun di musim gugur berikutnya, tentu saja Flik berjanji akan ikut mencari kenari. Ia kini sudah tahu, seperti apa musim salju itu. Musim yang indah, tetapi sangat dingin.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR