Bobo.id - Suatu hal yang wajar jika tiba-tiba kulit kita digigit nyamuk. Namun, beberapa orang lebih sering digigit nyamuk dibandingkan yang lain.
Dari 3.000 lebih spesies nyamuk di dunia, hanya ada sedikit yang suka menggigit manusia, yaitu nyamuk Aedes aegepty dan Anopheles gambiae.
Gigitan nyamuk juga tidak boleh disepelekan, sebab beberapa kondisi gangguan kesehatan yang serius dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Lalu, apa yang menyebabkan nyamuk menggigit manusia? Apakah nyamuk juga memilih manusia dengan kriteria tertentu untuk digigit? Yuk, cari tahu faktanya!
Indra Penciuman
Dikutip dari Livescience, nyamuk dapat memanfaatkan indra penciumannya untuk menentukan manusia dengan kriteria yang tepat untuk digigit.
Bahkan jika orang tersebut mempunyai aroma tubuh yang sudah bercampur dengan aroma hewan peliharaannya, nyamuk tetap dapat memilih orang tersebut.
Ternyata, manusia memilki aroma unik yang berbeda dengan aroma makhluk hidup lainnya, teman-teman.
Oleh sebab itu, nyamuk dapat mengidentifikasi atau membedakan mana aroma manusia dan yang mana aroma hewan lain.
Baca Juga: Berbahaya Jika Diabaikan, Gigitan dari 3 Serangga Ini Bisa Timbulkan Gejala Serius
Menurut Matthew DeGennaro, seorang ahli saraf dan profesor di Universitas Internasional Florida, nyamuk yang paling suka dengan aroma manusia adalah nyamuk Aedes aegepty.
Sayangnya, nyamuk jenis ini dapat menularkan beragam penyakit berbahaya bagi manusia, seperti demam berdarah dan virus Zika.
Inilah mengapa nyamuk Aedes aegepty menjadi ancaman kesehatan masyarakat.
Mikrobiota Kulit
Menurut penelitian yang dijelaskan melalui Science Alert, orang yang lebih sering digigit nyamuk punya mikrobiota pada kulitnya.
Mikrobiota ini sebagian besar adalah bakteri dan jamur non-patogen yang hidup di pori-pori kulit dan folikel rambut.
Jamur non-patogen adalah jamur yang tidak menimbulkan penyakit pada inangnya.
Kombinasi dari bakteri dan jamur ini dapat mengeluarkan bau dalam bentuk senyawa organik yang mengundang nyamuk mendekat.
Pada kulit, mikrobiota ini bisa berjumlah ratusan spesies dan tidak mudah berpindah ke kulit orang lain.
Baca Juga: 5 Serangga Pengisap Darah yang Ada di Sekitar Kita, Pernah Sadar?
Bau yang dihasilkan mikrobiota ini dapat dicium oleh alat pengecap yang sangat sensitif dari nyamuk betina.
Komposisi mikrobiota yang terdapat pada kulit kita dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya apa yang kita makan, atau tempat tinggal kita.
Namun, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa keadaan genetik dapat memengaruhi seberapa ramah kulit kita terhadap mikrobiota.
Lalu, benarkah keringat dapat menarik perhatian nyamuk untuk mendekati kulit kita?
Ketika kulit berkeringat, mikroba lebih mudah untuk menempel pada kulit. Nah, mikroba inilah yang akan mengundang nyamuk mendekat.
Meskipun begitu, kita masih belum tahu mengapa nyamuk lebih suka mendekati kulit yang mengandung mikroba tertentu.
Sehingga sampai saat ini, para peneliti masih mencari tahu apa yang dapat memengaruhi mikroba dapat menempel pada kulit.
----
Kuis! |
Sebutkan jenis nyamuk yang paling suka dengan aroma manusia! |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Science Alert,Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR