Ada beberapa fenomena atmosfer yang disebutkan berpengaruh terhadap kondisi cuaca yang sering hujan di musim kemarau ini.
Ada fenomena La Nina, fenomena Dipole Mode, Madden Jullian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan BMKG, fenomena La Nina pada bulan Juli diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah.
La Nina adalah fenomena naiknya suhu muka laut di mana bagian tengah Samudera Pasifik mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.
Akibat fenomena La Nina ini, berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di Indonesia.
Sementara itu fenomena Dipole Mode juga cukup berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.
Sedangkan fenomena MJO, gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby ini menjadi fenomena gelombang atmosfer yang aktif.
Baca Juga: Apakah Fenomena Alam La Nina Jadi Penyebab Musim Kemarau Mundur? Ini Kata BMKG
Hal ini berakibat pada meningkatnya aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan skala ragional.
Prediksi Curah Hujan dari BMKG
BMKG pun telah memprediksi prakiraan hujan untuk periode sepekan kedepan, yakni mulai 16 hingga 23 Juli 2022 di beberapa wilayah.
Untuk potensi ringan hingga sedang, ada Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR