Dampak perubahan iklim membuat beruang kutub melakukan perkawinan sedarah.
Perilaku yang tidak biasa ini diakibatkan dari mencairnya es di kutub, sehingga populasi beruang kutub makin menyusut.
Dampaknya, pada musim kawin, beruang kutub tidak menemukan pasangannya di alam liar.
Agar tetap bertahan hidup, tentu mereka harus melahirkan keturunan. Disebabkan penyusutan populasi tersebutlah yang mendorong beruang kutub untuk melakukan perkawinan sedarah.
Namun, cara adaptasi seperti ini memicu masalah baru.
Sebab, keturunan beruang kutub yang dilahirkan, banyak yang tidak mampu menghasilkan keturunan lagi (infertil) atau punya penyakit bawaan yang berbahaya.
2. Risiko Tuberkulosis pada Meerkat
Meerkat atau nama ilmiahnya Suricata suricatta berasal dari Gurun Kalahari di Botswana dan Afrika Selatan juga merasakan dampak perubahan iklim, lo.
Hal ini terjadi ketika suhu Gurun Kalahari terus naik dan membuat wilayah tersebut makin panas.
Akibatnya, meerkat mengalami stres dan tubuhnya tidak mampu lagi. Lalu, muncul wabah tuberkulosis pada meerkat dan menyebabkan penyusutan populasi.
Apalagi, hewan yang aktif pada siang hari ini harus mempercepat waktu berburunya, sebab suhu gurun sudah tidak mendukung lagi.
Baca Juga: Kasus Demam Berdarah Dengue Naik Akibat Perubahan Iklim, Bagaimana Bisa?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR