Bobo.id - Pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial Kurikulum Merdeka kita akan belajar tentang Diaspora Bangsa Indonesia.
Diaspora merupakan seorang perantau yang bertujuan mencari kehidupan yang lebih baik ketimbang di negaranya sendiri.
Diaspora yang dibahas dalam Buku Kurikulum Merdeka adalah orang Bugis dan Dayak di Afrika Selatan, teman-teman.
Pada materi itu, kita diajak untuk menjawab pertanyaan tentang siapa Syekh Yusuf yang menjadi penyebar Islam di Afrika Selatan.
Apakah teman-teman sudah menemukan jawabannya?
Kali ini Bobo akan menjelaskan profil tentang Syekh Yusuf yang menjadi penyebar Islam di Afrika Selatan. Simak, yuk!
Siapa Syekh Yusuf, Penyebar Islam di Afrika Selatan?
Syekh Yusuf merupakan seorang ulama dan pahlawan nasional Indonesia yang pernah menentang penjajahan.
Syekh Yusuf Al-Makassari ini lahir pada 3 Juli 1626 di Gowa Makassar, Sulawesi Selatan, teman-teman.
Sejak kecil, Syekh Yusuf sudah mendapatkan pendidikan Islam dan mampu menghafalkan seluruh isi AlQur'an.
Dalam pertumbuhannya, Syekh Yusuf mempelajari ilmu Islam ke berbagai penjuru, mulai dari Sulawesi Selatan hingga Aceh.
Baca Juga: Kenapa Orang Jawa Ada di Belahan Dunia Lainnya, ya? Ayo, Cari Tahu!
Bahkan Syekh Yusuf juga sempat menempuh pendidikan ke luar negeri pada 1645 atau saat usianya telah menginjak 19 tahun.
Setelah 20 tahun mengembara ke berbagai daerah untuk menuntut ilmu, Syekh Yusuf ini kembali ke Gowa 1665.
Di Gowa, ia menjadi guru besar namun kecewa dengan kondisi syariat Islam yang mulai ditinggalkan.
Syekh Yusuf pun meninggalkan Gowa menuju Banten dan didaulat sebagai ulama tasawuf dan tarekat oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
Saat itu, ia mendapatkan mandat untuk mendidik anak-anak penguasa Banten di bidang keislaman.
O iya, ia juga berperan sebagai penasihat kerajaan dan menulis beberapa kitab terkait tasawuf, lo.
Melihat kondisi Indonesia di bawah jajahan bangsa asing, ia pun tidak tinggal diam dan berperan dalam perlawanan Belanda.
Perlawanan itu kandas karena ia ditangkap oleh Belanda pada tahun 1683 di daerah Sukapura dan kemudian dipenjara.
Dalam diaspora, ia dikenal sebagai tawanan politik yang dibawa Belanda karena sikap intolerannya terhadap penjajahan Belanda.
Meski begitu, di pengasingannya, ia tetap bertahan sebagai seorang pendakwah Islam hingga menjadi sosok berpengaruh di Afrika Selatan.
Pengasingan di Sri Lanka dan Afrika
Baca Juga: Asal Muasal Leluhur Bangsa Indonesia: Bukti Linguistik, Bukti Arkeologis, dan Bukti Genetika
Setelah sempat dipenjara di Cirebon dan Batavia, Syekh Yusuf ternyata diasingkan ke Sri Lanka, teman-teman.
Meski begitu, ia tetap berjuang menyebarkan agama Islam hingga berhasil menulis kitab berjudul Kafiyyat al-Tasawwuf.
Setelah sembilan tahun di Sri Lanka, Syekh Yusuf dipindah oleh Belanda ke Afrika Selatan pada 1963.
Ia ditempatkan di Cape Town dan jutsru mendapatkan sambutan yang luar biasa baik dari gubernur di sana.
Bersama Imam Abdullah Ibnu Kudi Abdus Salam, Syekh Yusuf berperan menyebarkan Islam di Afrika Selatan.
Bahkan selama di Cape Town, Afrika Selatan, Syekh Yusuf juga telah mendirikan sebuah komunitas muslim.
Peran Syekh Yusuf dalam menyebarkan Islam di Afrika Selatan ini dilakukan selama enam tahun hingga akhir hayatnya.
Syekh Yusuf ini tidak hanya berjasa bagi Indonesia, namun juga diakui berperan besar dalam perkembangan Islam di Afrika Selatan.
Pada 1995, Syekh Yusuf dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto, teman-teman.
14 tahun setelahnya atau pada 2009, Syekh Yusuf juga mendapatkan gelar pahlawan dari negara Afrika Selatan.
Nah, itulah profil Syekh Yusuf yang menjadi penyebar Islam di Afrika Selatan. Semoga bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.
Baca Juga: Mengenal 4 Teori Asal Muasal Leluhur Bangsa Indonesia, Materi Ilmu Pengetahuan Sosial
----
Kuis! |
Mengapa Syekh Yusuf meninggalkan Gowa? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR