Bobo.id - Pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial kurikulum Merdeka, teman-teman akan banyak banyak belajar mengenai dinamika sosial.
Salah satunya adalah teori konflik dan teori fungsionalisme struktural dalam melihat masyarakat.
Teori konflik dan teori fungsionalisme struktural ini termasuk pada materi sosiologi induvidu dan masyarakat.
Apa pengertian teori konflik dan teori fungsionalisme struktural ini?
Yuk, kita bahas bersama-sama.
Pengertian Teori Konflik dan Teori Fungsionalisme Struktural
Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam masyarakat serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia.
Istilah sosiologi pertama kali digunakan oleh Auguste Comte dan kemudian diperluas menjadi suatu disiplin ilmiah oleh Herbert Spencer.
Hubungan antarindividu dalam masyarakat, dalam studi sosiologi, disebut dengan interaksi sosial, yang dibagi menjadi dua, yakni asosiatif (hubungan semakin erat) dan disosiatif (hubungan merenggang).
a. Teori Konflik
Konflik sosial muncul ketika perbedaan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat tidak dapat diselesaikan. Konflik sosial tidak terjadi dengan sendirinya.
Baca Juga: Perkembangan Media Sosial dan Dampaknya pada Sosial Budaya Masyarakat
Meski penyebab utama konflik sosial adalah perbedaan di tengah masyarakat, banyak faktor yang bisa terkait dengannya.
Dalam studi sosiologi, konflik sosial mendapatkan perhatian besar dan memunculkan apa yang disebut teori konflik.
Teori konflik menurut Karl Marx menilai konflik di masyarakat berkaitan dengan adanya kelompok yang berkuasa dan dikuasai.
Konflik di masyarakat dipicu oleh pertentangan perbedaan kepentingan, contohnya kesenjangan ekonomi.
Teori konflik menurut Lewis A. Coser memandang sistem sosial bersifat fungsional. Menurut Coser, konflik tidak selalu memiliki sifat negatif.
Konflik juga dapat mempererat hubungan antar-individu dalam suatu kelompok.
b. Teori Fungsionalisme Struktural
Fungsionalisme struktural, struktural-fungsional adalah sebuah teori sosiologi yang diciptakan oleh Emile Durkheim.
Teori ini berfokus kepada peran struktur sosial dalam menentukan dan mempertahankan kohesi sosial atau tatanan sosial.
Menurut Durkheim, teori fungsionalisme ftruktural menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Teori struktural fungsional adalah sebuah teori yang berisi sudut pandang yang menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berkaitan.
Baca Juga: Pembahasan Soal IPS: Evaluasi Esai tentang Keberagaman Lingkungan Sekitar
Contohnya adalah masyarakat di sebuah wilayah yang memiliki peranan mereka masing-masing (dalam pekerjaan).
Faktor Pembeda Dua Teori
Perbedaan teori konflik dan teori fungsionalisme struktural adalah sumber permasalahan sosial di masyarakat.
Menurut teori konflik, sumber dari permasalahan sosial adalah semua konflik yang terjadi di masyarakat.
Dalam teori konflik, masyarakat dipandang sebagai perjuangan antar kelas yang berbeda karena ketidaksetaraan.
Contohnya adalah konflik antarkelompok dan golongan, konflik gender, konflik antargenerasi, dan sebagainya.
Konflik ini bisa membawa dampak positif atau dampak negatif.
Sedangkan menurut teori fungsionalisme struktural, masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai bagian.
Dalam pemaparannya, teori fungsionalisme struktural memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri dari organ terkait satu sama lain.
Oleh sebab itu, masalah sosial dapat terjadi di masyarakat karena ketidakseimbangan antara fungsi dan peran dalam sebuah tatanan masyarakat.
Teman-teman, itulah pembahasan mengenai teori dan faktor pembeda teori konflik dan fungsionalisme struktural.
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan teori konflik? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR