Bobo.id - Bulan merupakan satelit alami Bumi yang juga mengelilingi Matahari sesuai orbitnya dalam tata surya.
Tahukah teman-teman? Ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa Bulan perlahan menjauh dari Bumi, lo.
Jika membahas asal usulnya, bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu dari serpihan benda langit.
Awalnya, Bulan hanya berjarak 22.500 km dari Bumi, namun penelitian mengungkap bahwa kini jaraknya semakin jauh, yakni 384.400 km.
Kita tahu inti bumi memiliki pusat gravitasi, ketidak stabilan gravitasi itu membuat Bulan terkadang mendekat dan menjauh.
Kondisi ini terjadi karena tidak seimbangnya salah satu gaya tarik antar Bumi dan Bulan yang dikenal dengan istilah sentripetal dan sentrifugal.
Besarnya gaya sentrifugal Bulan terhadap Bumi bisa membuat satelit alami ini bergerak menjauh.
Kini, jarak antara keduanya sudah menjauh lebih dari 17 kali lipat dari jarak Bumi dan Bulan saat awal diperkirakan peneliti.
Ketika Bulan terus menjauh dari Bumi, lalu apa dampaknya bagi Bumi dan manusia, ya? Kita cari tahu bersama, yuk!
Bulan Terus Menjauh dari Bumi
Tahukah teman-teman? Bulan ternyata terus bergerak menjauh dari Bumi sejak 2,5 miliar tahun yang lalu.
Baca Juga: Ada 8 Fase Bulan yang Terjadi Setiap Tahun, Ini Sebutan dan Penjelasannya
Hal ini dibuktikan oleh panel reflektif yang dipasang oleh NASA pada tahun 1969 dalam misi Apollo.
Alat ini menunjukkan bahwa Bulan bergerak menjauhi Bumi sebanyak 3,8 sentimeter setiap tahunnya.
Peristiwa ini diduga merupakan hasil dari gaya tarik menarik antara Bumi dan juga Bulan, teman-teman.
Gaya tarik menarik ini membuat Bulan seperti dipukul mundur ketika air laut pasang dan lebih tinggi dari permukaan air laut.
Dampak Jika Bulan Menjauh dari Bumi
Jarak 3,8 sentimeter tidak akan terasa signifikan, namun jika jarak ini terakumulasi, dampak yang dirasakan juga akan semakin nyata.
Dampak yang paling terasa jika Bulan menjauh dari Bumi adalah pasang surut air laut dan perubahan iklim.
Ketika Bulan menjauh dari Bumi, gaya yang menarik air laut akan berkurang sehingga pasang surut air laut juga akan jauh berkurang.
Air laut memang tetap akan bergerak, namun pergerakannya akan menjadi lemah dan minimal.
Sementara itu, pengaruhnya pada iklim adalah berkaitan dengan kemiringan poros Bumi, teman-teman.
Sebagai informasi, saat ini Bumi berada pada kemiringan 23,5 derajat pada porosnya karena Bulan membantu mengunci posisi Bumi.
Baca Juga: Perbedaan Fungsi Gravitasi yang Dihasilkan Matahari, Bumi, dan Bulan
Nah, jika bulan menjauh, risikonya adalah Bumi kehilangan stabilitasnya dan bisa jadi porosnya pun akan berubah.
Hal ini berdampak pada perubahan musim di Bumi serta kondisi kehidupan yang dialami oleh penduduk Bumi.
Tak hanya itu saja, masa pergantiangan siang dan malam bisa jadi juga akan semakin lama dan panjang.
Selama musim panas, belahan Bumi bagian utara akan mendapatkan hari yang lebih panjang dan cuaca yang lebih hangat.
Sebaliknya di musim dingin, belahan Bumi utara akan menghasilkan siang lebih pendek dan cuaca yang lebih dingin.
Dilansir dari Kompas.com, ada ahli geologis bernama A.F. Trendall yang mengamati lapisan batuan sedimen Bumi.
Ia menemukan teori siklus Milankovitch yang menjelaskan dampak jika sudut kemiringan Bumi dan bentuk orbit Bumi berubah.
Teori ini disebut siklus karena diyakini perubahan kedua hal ini akan terjadi setiap 400.000, 100.000, 41.000, dan 21.000 tahun.
Perubahan iklim paling ekstrem yang mungkin terjadi adalah terjadinya iklim sangat dingin atau justru iklim yang sangat panas.
NASA bahkan memperingatkan jika berubahnya orbit Bulan yang menjauhi Bumi akan menyebabkan sejumlah fenomena bencana.
Seperti diantaranta banjir yang disebabkan oleh faktor pasang dan surut, dan semakin meningkatknya risiko ketinggian air laut.
Nah, itulah dampak Bulan yang terus menjauh dari Bumi. Semoga bisa menjawab rasa penasaran teman-teman, ya.
Baca Juga: Tampak Berubah-ubah Sepanjang Malam, Apa Sebenarnya Warna Asli Bulan?
(Penulis: Nadia Faradiba)
----
Kuis! |
Berapa jarak Bulan dan Bumi saat awal ditemukan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Khusus di bulan Oktober 2022, ada diskon 10% untuk berlangganan semua majalah dari Media Anak Grid Network - Kompas Gramedia.
Untuk langganan:
Majalah Bobo: https://bit.ly/PROMOBOBOOKTOBER
Majalah Bobo Junior: https://bit.ly/PROMOBOJUNOKTOBER
Majalah Mombi SD: https://bit.ly/PROMOMOMBISDOKTOBER
Majalah Mombi TK: https://bit.ly/PROMOMOMBIOKTOBER
Source | : | Kompas.com,Infoastronomy.org |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR