Bobo.id - Apakah teman-teman tahu apa saja kearifan lokal Indonesia? Kearifan lokal adalah budaya suatu masyarakat dan tidak bisa dipisahkan, serta diwariskan secara turun temurun.
Mengetahui kearifan lokal, maka kita bisa mengetahui secara spesifik suatu kebudayaan tertentu yang biasa dilakukan oleh masyarakat tertentu.
Jadi, kearifan lokal berasal, dikembangkan, dan dimiliki oleh masyarakat tertentu hingga tertanam agar bisa digunakan untuk bertahan hidup.
Wujud kearifan lokal bisa berupa nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus.
Selain itu, kearifan lokal juga punya ciri-cirinya. Yuk, simak!
Ciri-Ciri Kearifan Lokal
- Sanggup bertahan terhadap kebudayaan luar
- Mempunyai kemampuan untuk memenuhi unsur-unsur kebudayaan luar
- Mempunyai kemampuan menyatukan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
- Mempunyai kemampuan mengendalikan
- Sanggup memberi petunjuk pada perkembangan budaya
Baca Juga: Perbedaan Evolusi dan Revolusi dalam Perubahan Sosial Budaya Manusia
Bentuk Kearifan Lokal
1. Tangible
Tangible adalah kearifan lokal yang bentuknya nyata, bisa berupa tekstual (kalender, nilai, tata cara), arsitektur bangunan, dan karya seni (keris, batik, wayang, gamelan).
2. Intangible
Intangible adalah kearifan lokal yang bentuknya tidak nyata dan wariskan melalui kebiasaan atau diceritakan, contohnya nyanyian tradisional atau ajaran adat.
Contoh-Contoh Kearifan Lokal di Indonesia
Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya, mempunyai contoh kearifan lokal yang beragam.
Inilah, beberapa kearifan lokal di Indonesia yang perlu teman-teman ketahui, yaitu:
1. Hukum Adat Sasi, Maluku
Hukum Adat Sasi yang ada di Maluku ini membuat ketentuan hukum tentang larangan memasuki, mengambil, atau melakukan sesuatu dalam kawasan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
Hukum Adat Sasi dibuat untuk melestarikan dan menyeimbangkan alam atau ekosistem.
Baca Juga: 4 Jenis Kata Serapan yang Biasa Digunakan dalam Bahasa Indonesia
Jadi, manusia dan alam harus saling terhubung dan tidak melakukan sesuatu yang merusak.
Sebab, alam adalah bagian penting dari kehidupan manusia yang menyediakan sumber pangan, obat-obatan, air, udara, dan sumber daya alam lainnya.
2. Awig-Awig, Lombok Utara
Kearifan lokal Awig-Awig yang berasal dari Lombok Utara ini pada dasarnya adalah hukum adat yang mengatur tata krama yang berhubungan dengan falsafah Tri Hita Karana.
Falsafah tersebut menetapkan aturan larangan, sanksi, dan prosesi sidang adat yang berkaitan dengan Prahayangan, Pawongan, dan alam lingkungan.
Namun, sekarang Awig-Awig mengalami perubahan sosial, yang diakibatkan jumlah penduduk, lemahnya penegakan hukum, kebijakan pemerintah, penanaman modal asing, dan beralihnya fungsi hutan.
3. Bebie, Sumatra Selatan
Bebie yang berasal dari Sumatra Selatan adalah tradisi menanam dan memanen yang diwariskan secara turun temurun.
Tradisi ini dilakukan bersama-sama oleh petani di wilayah Muara Enim, Sumatra Selatan.
Tujuannya agar proses menanam dan memanen dapat dilakukan dengan cepat dan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai kearifan lokal, mulai dari ciri-cirinya, bentuk, hingga contoh kearifan lokal di Indonesia.
Baca Juga: Keragaman Budaya Indonesia, 5 Lagu Daerah Terkenal di Sumatra
(Penulis: Cahya Dicky Pratama)
---
Baca Lagi: |
Ciri-Ciri Kearifan Lokal (halaman 1) |
Bentuk Kearifan Lokal (halaman 2) |
Contoh-Contoh Kearifan Lokal di Indonesia (halaman 2) |
Tonton video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Khusus di bulan Oktober 2022, ada diskon 10% untuk berlangganan semua majalah dari Media Anak Grid Network - Kompas Gramedia.
Untuk langganan:
Majalah Bobo: https://bit.ly/PROMOBOBOOKTOBER
Majalah Bobo Junior: https://bit.ly/PROMOBOJUNOKTOBER
Majalah Mombi SD: https://bit.ly/PROMOMOMBISDOKTOBER
Majalah Mombi TK: https://bit.ly/PROMOMOMBIOKTOBER
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR