Kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa pada masa pemerintahan Raja Airlangga di abad ke-11.
Dilansir dari jogjabelajar.org, wayang kulit atau wayang purwa dipakai untuk memperagakan lakon-lakon dari Babad Purwa.
Contoh lakon Babad Purwa adalah kisah Mahabarata dan Ramayana. Lakon Ramayana mengisahkan tentang tokoh Rama, Shinta, Rahwana, dan kisah anoman.
Dalam lakon Ramayana, terjadi perang antara pasukan wanara melawan pasukan raksasa dalam perjuangan Rama menyelamatkan Shinta dari Rahwana.
Dalam mitologi Hindu, pasukan wanara adalah manusia berekor monyet yang membantu Rama dalam melawan Rahwana. Sementara, pasukan raksasa membela dan membantu Rahwana.
Lakon Ramayana bersumber dari Kitab Ramayana, sedangkan lakon Mahabarata bersumber dari Kitab Mahabarata.
Lakon Mahabarata mengisahkan tokoh Pandawa Lima yaitu Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa, beserta pasukan Kurawa.
Dalam lakon Mahabarata, terjadi perang Bharatayuda antara Pandawa yang ingin menumpas watak angkara dari pasukan Kurawa.
Untuk melakukan pertunjukan wayang kulit secara lengkap, dibutuhkan waktu kira-kira 7 sampai 8 jam.
Oleh sebab itu, tidak jarang pertunjukan wayang dimulai malam hari dan selesai di pagi hari menjelang matahari terbit.
Orang yang memperagakan wayang kulit disebut dalang. Dalam pertunjukan wayang, dalang dibantu oleh penabuh gamelan, sinden, dan wiraswara.
Baca Juga: 5 Manfaat Wayang bagi Pengembangan Warisan Budaya Masyarakat Indonesia
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR