Tapi ada juga yang menjelaskan petir sebagai pelepasan muatan elektrostatis yang disertai dengan pancaran cahaya dan radiasi elektromagnetik lainnya.
Selain itu, petir adalah fenomena yang sering terjadi saat hujan deras, yang menunjukkan adanya arus listrik yang melewati saluran pelepasan muatan dengan cepat.
Arus listrik itu kemudian memanaskan udara dan berkembang sebagai plasma yang menimbulkan gelombang bunyi yang bergetar di atmosfer.
Definisi lain, menjelaskan petir sebagai pelepasan listrik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara awan badai dan tanah, atau di dalam awan itu sendiri, namun sebagian besar petir terjadi di dalam awan.
Saat badai terjadi, partikel hujan, es atau salju yang bertabrakan di dalam awan badai akan meningkatkan ketidakseimbangan antara awan badai dan tanah.
Bahkan, seringkali secara negatif mengisi bagian bawah awan badai. Oleh karenanya, benda-benda di tanah, seperti menara, pohon dan Bumi itu sendiri, menjadi bermuatan positif.
Ketidakseimbangan ini kemudian coba diperbaiki oleh alam dengan melewatkan arus listrik di antara kedua muatan tersebut.
Petir adalah sesuatu yang sangat panas, sebab, kilatannya dapat memanaskan udara di sekitarnya hingga suhu mencapai lima kali lebih panas dari permukaan matahari.
Panas dari petir ini yang kemudian menyebabkan udara di sekitarnya mengembang dan bergetar dengan cepat.
Geratan itulah yang menciptakan suara guntur yang menggelegar dan biasanya akan terdengar sesaat setelah kita melihat kilatan petir di saat hujan deras turun.
Dari penjelasan itu, tentu petir akan berbahaya karena suhu pananya yang juga bisa terserap melalui beberapa media.
Baca Juga: Dijuluki Ibukota Petir Dunia, Ini Daerah yang Paling Banyak Terkena Sambaran Petir
Source | : | Kompas.com,Ilmugeografi.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR