Dalam tatanan masyarakat, terdapat seseorang atau beberapa orang yang merasa tidak ingin ikut dalam konflik, sehingga mencoba menghindar.
2. Memaksakan kehendak
Pada awal sudah disebutkan, bahwa konflik sosial terjadi karena perbedaan pendapat atau prinsip.
Nah, konflik seperti ini didasari karena adanya orang atau kelompok yang merasa pendapatnya paling benar.
Oleh karena itu, orang ini akan menyelesaikan konflik dengan cara apapun asalkan kemenangan ada di pihaknya.
Namun, berdasarkan hak dan kewajiban asasi manusia, memaksakan kehendak merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia secara ringan, sehingga tidak dianjurkan.
3. Menyesuaikan keinginan orang lain
Berkebalikan dengan poin nomor 2, ada orang yang memilih untuk menyesuaikan keinginan orang lain dalam menyelesaikan konflik.
Orang dengan sikap ini mengorbankan keinginan pribadinya untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.
Ini berhubungan dengan toleransi, yaitu dengan menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda.
Dengan menerapkan sikap toleransi, diharapkan konflik akibat perbedaan dapat diatasi dengan baik.
Baca Juga: Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Proses Interaksi Sosial, Materi Kelas 5 SD Tema 4
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR