Bobo.id - Pada materi kelas 5 SD tema 4, kita akan belajar bersama tentang pentingnya interaksi sosial.
Interaksi sosial perlu dilakukan oleh setiap individu karena dengan melakukannya, individu bisa mencukupi semua kebutuhan hidupnya.
Contohnya saat kita makan nasi, tentu nasi yang dimakan berasal dari beras. Sementara itu, berat berasal dari padi yang ditanam petani.
Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, interaksi juga merupakan sarana untuk mencapai tujuan bersama, lo.
Salah satu tujuan bersama yang memerlukan interaksi yang baik antar masyarakat adalah meningkatkan pembangunan sosial budaya.
Untuk meningkatkan pembangunan sosial budaya, masyarakat mengenal dan melaksanakan teori sosial budaya di Indonesia.
Sebab, teori sosial budaya di Indonesia apabila dikembangkan akan mendukung pembangunan nasional.
Tak hanya itu, teori sosial budaya yang berlaku di Indonesia juga akan mendukung ketahanan aspek sosial budaya yang tangguh.
Teori sosial budaya terbagi menjadi tiga jenis, yakni musyawarah, paternalistik, dan gotong royong. Simak penjelasannya, yuk!
Teori Sosial Budaya di Indonesia
1. Musyawarah
Baca Juga: Contoh Interaksi Sosial di Bidang Sosial dan Budaya, Materi Kelas 5 SD Tema 4
Teori sosial budaya di Indonesia yang pertama adalah Musyawarah. Teori ini sudah menjadi budaya bangsa sejak lama.
Dalam KBBI, musyawarah merupakan pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah.
Dalam berbagai kesempatan, musyawarah ini dilakukan oleh masyarakat di berbagai lingkungan.
Misalnya musyawarah di lingkungan masyarakat untuk menentukan jadwal ronda hingga kerja bakti.
Sementara itu musyawarah yang dilakukan di lingkungan keluarga biasanya terkait pilihan tempat yang akan dikunjungi saat liburan.
Hasil musyawarah umumnya berupa kesepakatan atau mufakat yang kemudian dilaksanakan bersama.
2. Paternalisme
Budaya paternalisme memandang seorang pemimpin sebagai pihak yang harus dihormati oleh pengikutnya.
Sementara itu, pengikut dalam hal ini masyarakat hanya dipandang sebagai alat untuk menjalankan perintah tujuan pemimpinnya.
Paternalisme tumbuh subur karena dipengaruhi oleh kultur feodal yang sebagian besar daerah di Indonesia masih menganutnya.
Seperti yang kita tahu, beberapa daerah di Indonesia mulanya merupakan daerah bekas kerajaan.
Daerah bekas kerajaan ini sudah mempunyai sistem nilai, norma, dan adar kebiasaan yang selalu menjunjung tinggi penguasa.
Yap! Bagi masyarakatnya, pemimpin adalah orang yang harus dihormati dan dipatuhi karena telah memberikan pengayoman pada masyarakat.
3. Gotong Royong
Teori sosial budaya di Indonesia yang terakhir adalah gotong royong yang hingga kini masih banyak dilakukan juga.
Budaya gotong royong ini kental terjadi di pedesaan, namun bukan berarti di perkotaan tidak terdapat gotong royong, ya.
Masyarakat di kota juga melakukan gotong royong seperti kerja bakti membersihkan lingkungan dan saling memberi bantuan saat bencana.
Contoh lain dalam melaksanakan gotong royong di masyarakat, antara lain:
- Gotong royong membangun fasilitas umum di lingkungan.
- Membantu membangun rumah warga yang terkena musibah.
- Gotong royong menyiapkan kegiatan hari besar keagamaan.
Dalam melaksanakan sikap gotong royong, masyarakat kita umumnya tidak memandang perbedaaan yang ada.
Baca Juga: 5 Peran Siswa dalam Pembangunan Sosial Budaya di Indonesia, Cari Jawaban Kelas 5 SD Tema 4
Ini merupakan perhatian yang dilandasi semangat gotong royong yang sudah tumbuh dalam kehidupan sosial budaya di negara kita.
Nah, itulah penjelasan tiga teori sosial budaya di Indonesia. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan musyawarah menurut KBBI? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR