Bobo.id - Teman-teman pasti tidak asing dengan simbol Pi satu ini, kan?
Di sekolah, kita belajar mengenai bangun datar dan ruang, salah satunya adalah lingkaran dan bola.
Nah, Pi atau sering disebut Phi selalu dipakai dalam rumus lingkaran dan bola. Nilai Phi selalu tetap, yaitu 22/7 atau 3,14.
Pernahkah teman-teman penasaran, dari mana asal nilai Pi sehingga bisa ditetapkan sama dengan 22/7 atau 3,14?
Yuk, kita cari tahu asal muasal nilai Pi untuk menambah pengetahuan teman-teman di bidang matematika!
Ditemukan oleh Archimedes yang Terus Dikembangkan
Sekitar 250 SM, nilai Pi (π) pertama kali dihitung oleh matematikawan terkenal bernama Archimedes dari Syracuse yang hidup pada masa Yunani Kuno.
Tahukah teman-teman, Archimedes juga yang memopulerkan kata 'Eureka', lo!
Archimedes menggunakan teorema pythagoras untuk menentukan luas dua poligon atau segi banyak.
Poligon itu ada yang di dalam lingkaran dan poligon yang dibatasi oleh lingkaran.
Archimedes menghitung perbandingan panjang keliling lingkaran dan diameter lingkaran.
Baca Juga: Bangun Lingkaran: Sifat Bangun, Rumus Luas dan Keliling, serta Contoh Soal
Hasil dari perhitungannya, Archimedes hanya menemukan perkiraan bilangan, yaitu antara 3 1/7 dan 3 10/71, atau nilai rata-rata yang didapat sekitar 3,1418.
Setelah penemuan Archimedes, banyak matematikawan lainnya yang menggunakan bilangan Archimedes dan menghitung nilai Pi dengan akurat.
Contohnya matematikawan asal Tiongkok, yaitu Liu Hui. Menggunakan metodenya sendiri, ia menemukan 5 digit desimal menjadi 3,14159.
Selanjutnya, matematikawan Hindu Aryabhata, Brahmaputra hingga matematikawan Arab, yaitu Mohammed bin Musa al Khawarizmi juga mencoba menghitung nilai Pi, tapi hasil hitungannya belum sangat akurat.
Lalu, dengan menggunakan metode Archimedes, matematikawan asal Jerman, Ludolph van Ceulen menemukan pendekatan nilai pi hingga 35 digit, dengan sangat akurat.
Prestasinya ini dianggap luar biasa dan banyak orang yang menghormati jasanya.
Apa Itu Nilai Pi?
Sejak ditemukan oleh Archimedes, banyak matematikawan yang mengembangkan nilai Pi agar lebih akurat.
Salah satunya adalah matematikawan Inggris, William Shanks, yang mengembangkan temuan Ludolph Ceulen dan matematikawan lain mengenai nilai Pi.
William Shanks berhasil menghitung nilai Pi hingga dua angka desimal di belakang koma untuk memudahkan orang menggunakan Pi, yaitu angka Pi 3,14 atau 22/7.
Definisi nilai Pi adalah rasio (perbandingan) keliling lingkaran dan panjang diameter lingkaran.
Baca Juga: Rumus Luas dan Keliling Lingkaran Beserta Contoh Soalnya
Sebenarnya Pi memiliki nilai desimal hingga triliunan digit, lo!
Untuk memudahkan, matematikawan bernama Leonhard Euler menggunakan simbol Pi yang diambil dari alfabet Yunani.
Nilai Pi yang Asli
Dilansir dari Science, nilai Pi bisa mencapai 50 digit triliun digit desimal, lo! Banyak sekali angka di belakang Pi setelah 3,14.
Nilai Pi yang sangat kompleks dan panjang itu disederhanakan oleh banyak ahli matematika, hingga yang diterima oleh para ahli hanyalah 20 digit saja.
Dua puluh digit Pi adalah: 3,14159265358979323846.
Hayo, teman-teman bisa hapal, tidak?
Untuk memudahkan penghitungan umum, para ahli sepakat bahwa nilai Pi harus lebih sederhana, yaitu rasio 22/7 atau cukup ditulis dengan angka 3,14 saja.
Itulah asal mula dan penjelasan nilai Pi yang banyak kita gunakan dalam menghitung bangun datar dan bangun ruang.
Nilai Pi ini berkembang sejak zaman Yunani Kuno hingga zaman modern, lo.
Hal ini menandakan bahwa Matematika adalah salah satu ilmu pasti yang logis. Selamat belajar, ya!
Baca Juga: Cara Menghitung Volume Bola dan Setengah Bola Beserta Contoh Soal dan Pembahasannya
----
Kuis! |
Siapa penemu Pi pertama kali? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | Kompas,Science |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR