Bobo.id - Mobilitas sosial terjadi pada semua orang, baik mobilitas sosial horizontal maupun mobilitas sosial vertikal.
Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
Contohnya seorang pelajar lulus dari sekolah dan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi merupakan contoh mobilitias sosial vertikal.
Sedangkan, mobilitas sosial horizontal dapat terjadi pada seorang dokter yang berpindah tempat bekerja dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain yang setara.
Namun, dalam pelaksanaannya, mobilitas sosial juga tidak dapat terjadi karena beberapa faktor penghambat.
Pada pelajaran IPS Kelas 7 SMP, kita akan mencari tahu apa saja faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial di masyarakat.
Yuk, temukan kunci jawaban pertanyaan tersebut dari penjelasan berikut ini!
Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
1. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang banyak ditemukan di berbagai negara.
Keadaan ekonomi tentu saja dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial di masyarakat.
Baca Juga: Contoh Soal Penilaian Akhir Semester Gasal IPS Materi Interaksi Sosial dalam Masyarakat
Namun kemiskinan justru merupakan keadaan ekonomi yang dapat menghambat terjadinya mobilitas sosial.
Kemiskinan akan berdampak pada rendahnya pendidikan yang ditempuh seseorang.
Padahal semakin tinggi pendidikan yang ditempuh, semakin terbukanya kesempatan untuk terjadinya mobilitas sosial ke atas.
Di jaman globalisasi seperti sekarang ini, banyak pekerjaan yang membutuhkan kemampuan dan jenjang pendidikan tinggi.
Sehingga, kemiskinan yang berdampak pada rendahnya pendidikan menjadi penghambat kemudahan mobilitas sosial.
Oleh karena itu, berbagai negara berusaha untuk mengurangi kemiskinan di negaranya.
2. Diskriminasi
Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara karena alasan perbedaan golongan, suku, ekonomi, agama, warna kulit, dan sebagainya.
Diskriminasi merupakan bentuk tidak menghargai keberagaman yang ada.
Diskriminasi ini juga menjadi faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial di masyarakat.
Peristiwa diskriminasi ini pernah terjadi pada masa penjajahan. Masyarakat Indonesia tidak disediakan sekolah yang berkualitas oleh pemerintah Hindia Belanda.
Baca Juga: Contoh Soal Penilaian Akhir Semester IPS Materi Dinamika Kependudukan Indonesia
Orang Eropa yang tinggal di Indonesia pada masa penjajagan mendapatkan sekolah berkualitas, dengan pendidik dan sistem pendidikan yang sudah maju.
Namun, karena masyarakat Indonesia dijajah, sistem pendidikan yang diperoleh tidak sama kualitasnya dengan orang-orang Eropa.
Ini menyulitkan warga Indonesia untuk mengubah status sosial dan melakukan mobilitas sosial.
3. Stereotipe Gender
Selain karena kemiskinan dan diskriminasi, stereotipe gender juga masih menjadi penghambat terjadinya mobilitas sosial.
Stereotipe menurut KBBI adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif.
Dalam pengertian sederhana, stereotipe adalah pandangan terhadap suatu kelompok yang berdasarkan karakteristik perilaku kelompok tersebut.
Sedangkan stereotipe gender biasanya dialami oleh kaum perempuan yang sering dianggap tidak memiliki kemampuan yang sama seperti laki-laki.
Ini berdampak pada mobilitas sosial terhadap kaum perempuan yang tidak bisa memiliki jabatan tinggi atau kesempatan mengembangkan diri yang sama seperti laki-laki.
Pada zaman Ibu Kartini, stereotipe gender masih berlaku dan menghambat kaum perempuan tidak bisa belajar atau mendapatkan pendidikan seperti laki-laki.
Namun, dengan adanya emansipasi, stereotipe gender ini mulai berkurang di masa sekarang, sehingga perempuan mempunyai kesempatan yang sama dengan laki-laki.
----
Kuis! |
Kenapa kemiskinan menghambat mobilitas sosial? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR