Oleh sebab itu, gerakan ini sangat dilarang karena bisa membahayakan Pancasila. Namun, Presiden Soekarno saat itu memang dikenal memiliki kedekatan paham komunisme.
Hal ini kemudian memicu terjadinya pemberontakan pada tanggal 30 September 1965.
Pada peristiwa pemberontakan ini gugurlah 10 perwira TNI AD yang dikenal dengan Pahlawan Revolusi.
Adanya pemberontakan ini semakin menurunkan kepercayaan rakyat terhadap Demokrasi Terpimpin.
Akhirnya, terbitlah Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar yang sekaligus menjadi tanda berkahirnya era Demokrasi Terpimpin.
Nah, itu dua penyebab berakhirnya Demokrasi Terpimpin di Indonesia.
Selain itu, ada beberapa hal yang menjadi kelemahan Demokrasi Terpimpin yang memberatkan rakyat, yakni:
1. Menghambat konstitusi negara.
2. Banyak terjadi pertentangan ideologi.
3. Terjadi ketidakadilan di dunia politik.
(Penulis: Jestica Anna / Niken Bestari)
Baca Juga: Kenapa Demokrasi Terpimpin Tidak Sejalan dengan Prinsip Demokrasi?
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR