Karena, manusia melakukan tindakan pasti berdasarkan bisikan hati nurani, mana yang baik dan mana yang buruk.
Jadi, bagi yang mematuhinya maka akan menjadi masyarakat dengan akhlak yang baik.
Tapi, jika kita melanggarnya maka kita mendapatkan sanksi yang bersifat otonom atau berasal dari diri sendiri.
Sanksi Pelanggar Norma Kesusilaan
Arti dari sanksi bersifat otonom yang diterima pelanggar norma kesusilaan maksudnya, pelanggar merasa mengingkari hati nuraninya sendiri.
Akibatnya, pelanggar norma kesusilaan merasa malu pada diri sendiri, merasa bersalah, gelisah, dan menyesali perbuatannya.
Jadi, sanksi norma kesusilaan sebenarnya unik, karena sanksinya tidak tegas namun memberikan tekanan psikologis pada pelanggarnya.
Selain itu, pelanggar norma kesusilaan akan dikucilkan dan dicemooh oleh masyarakat.
Tujuannya agar pelanggarnya merasa menyesal dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi di masa depan.
Untuk itu, lebih baik kita mematuhi norma kesusilaan yang berlaku dan berusaha tidak melanggarnya.
Supaya diterima oleh masyarakat dan menjadi warga negara yang baik. Berikut, contoh-contoh norma kesusilaan yang ada di dalam masyarakat.
Baca Juga: Contoh Norma dalam Masyarakat Berdasarkan Jenisnya, Materi PPKn
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR