Namun sayangnya, Jacob W. Davis tidak memiliki uang yang cukup untuk membuat ide cemerlangnya menjadi paten.
Hingga akhirnya, Davis menghubungi Levi Strauss & Co, pemasok kain denim untuknya agar bermitra dengannya demi memproduksi celana jeans.
Kesepakatan pun terjadi, Levi Strauss & Co setuju untuk membayarkan patennya dan rivets menjadi paten miliknya pada 1873.
Kancing itu memiliki fungsi resmi untuk menyatukan tempat yang kemungkinan besar akan terlepas, seperti saku.
Selain itu, rivets juga dilihat sebagai sebuah perbaikan dalam mengencangkan bukaan saku, teman-teman.
Jacob W. Davis pun berpindah ke San Fransisco untuk mengawasi proses produksi jeans dengan rivets yang dikerjakan oleh Levi Strauss & Co.
Sejak penggunaan rivets, sejarah besar pun tercipta. Yap! Levi Strauss & Co menjadi perusahaan terbesar.
Sayangnya pada 1890, paten rivets berakhir sehingga penggunaannya sudah bisa dipakai oleh brand jeans lain.
Meski begitu, mereka tetap menggiatkan bahwa rivets adalah temuan mereka dan membuat merek dagang khas.
Misalnya, memiliki label bergambar dua kuda dengan tulisan "Patent Riveted" atau "Original Riveted" di belakang jeans.
Kini, penggunaan rivets pun menjadi bagian ikonik dari jeans. Bahkan, ada yang tidak terbuat dari paku keling, melainkan hanya sebagai dekorasi saja.
Source | : | Kompas.com,Daily Star,Kumparan |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR