Fenomena solstis di bulan Juni terjadi jika belahan Bumi utara miring dekat ke Matahari dan belahan Bumi selatan miring menjauhi Matahari.
Di belahan Bumi utara, peristiwa ini disebutkan merupakan titik musim panas karena mengidentifikasi berlangsungnya musim panas.
Sementara itu, solstis Desember terjadi saat belahan Bumi selatan cenderung dekat Matahari dan belahan Bumi utara menjauhi Matahari.
Di belahan Bumi utara, peristiwa ini merupakan titik balik musim dingin dan umumnya terjadi pada 21 Desember.
Pada Fenomena Solstis Desember ini, siang akan berlangsung lebih panjang di belahan bumi selatan karena dekat dengan Matahari.
Sebaliknya di belahan Bumi utara, siang akan terasa lebih cepat dan malam berasa lebih panjang, teman-teman.
Benarkah Tidak Boleh Keluar Rumah?
Dilansir dari Kompas.com, fenomena solstis ini sebenarnya adalah fenomena astronomi biasa, teman-teman.
Saat solstis, tidak ada larangan bagi masyarakat untuk keluar rumah. Sebab, solstis tidak berkaitan dengan aktivitas berbahaya apapun.
Yap! Seperti sudah disebutkan sebelumnya, sostis hanya berdampak langsung pada lamanya waktu siang dan malam.
Untuk di Indonesia, dampak solstis ini akan terjati di belahan bumi bagian utara dan di belahan selatan.
Baca Juga: Tak Hanya Bumi, Ini 8 Bencana Alam Ekstrem yang Pernah Terjadi di Tata Surya
Source | : | Kompas.com,Live Science,Info Astronomy |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR