Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu seberapa banyak keringat yang kita keluarkan setiap hari?
Dalam kondisi normal, manusia dapat mengeluarkan sekitar dua cangkir atau 0,5 liter keringat setiap harinya.
Ketika tenang, tubuh akan menyerap semua keringat sebelum mencapai permukaan kulit. Namun, ketika kita kepanasan, produksi keringat akan keluar lebih banyak.
Dilansir dari National Geographic, mengeluarkan keringat merupakan salah satu contoh terjadinya sistem ekskresi yang membantu tubuh menurunkan suhu tubuh.
Ada beragam hal unik yang jarang diketahui orang tentang keringat manusia. Nah, kali ini Bobo akan membagikan informasinya kepada teman-teman. Yuk, simak!
1. Keringat terdiri dari Air
Dilansir dari Healthline, sebagian besar keringat manusia terdiri dari air. Ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin.
Kelenjar ekrin merupakan salah satu kelenjar keringat yang berada di permukaan kulit, yang menghasilkan keringat yang encer dan tidak berbau.
Kelenjar keringat ekrin terdapat pada kulit tangan dan kulit kaki.
Sebaliknya, kelenjar apokrin menghasilkan keringat yang mengandung lemak dan lebih pekat dibanding keringat dari kelenjar ekrin.
Biasanya terdapat pada folikel rambut, kulit kepala, dan ketiak. Kelenjar keringat berfungsi untuk melumasi kulit dan rambut, serta mengendalikan suhu tubuh.
Baca Juga: 6 Fakta Unik Bahasa Indonesia di Mata Dunia, Salah Satunya Pernah Dikirim ke Ruang Angkasa!
2. Keringat Sebenarnya Tidak Berbau
Jika kita sering merasa tubuh kita bau keringat, yang sebenarnya terjadi adalah keringat murni kita tidak memiliki bau.
Sebagian besar bau keringat berasal dari deodoran yang kita gunakan di permukaan kulit ketiak, teman-teman.
Namun, ada juga bau keringat yang terjadi karena kelenjar apokrin menghasilkan bakteri. Bakteri tersebut nantinya akan memecah keringat menjadi asam lemak yang memiliki aroma.
3. Makanan Bisa Sebabkan Bau Keringat
Selain bakteri dan deodoran, makanan ternyata juga bisa menyebabkan tubuh kita mengeluarkan 'bau' keringat, lo.
Contoh makanan yang akan membuat keringat mengeluarkan bau misalnya bawang putih, bawang merah, atau kubis.
Saat makanan dikonsumsi, tubuh kita mengolah makanan menjadi zat yang akan berinteraksi dengan bakteri, sehingga muncul bau.
Bawang putih dan bawang merah mengandung zat belerang yang tinggi, membuat tubuh kita beraroma tidak sedap.
4. Makanan Pedas Sebabkan Keringat
Cabai dan makanan pedas mengandung capsaicin, yaitu molekul yang menyebabkan rasa pedas dan panas jika dimakan.
Baca Juga: 3 Hewan Nokturnal dan Cara Uniknya dalam Mencari Makan di Malam Hari
Sementara itu, tubuh kita memiliki reseptor atau molekul penerima sinyal dari luar, pada saraf tertentu yang peka terhadap rasa panas.
Ketika kita makan makanan yang pedas dan membuat badan jadi panas, reseptor menjadi aktif.
Saraf-saraf ini mengirim sinyal ke sumsum tulang belakang dan otak, bahwa ada rasa panas yang berhubungan dengan rasa sakit.
Otak lalu mencoba mendinginkan tubuh dengan cara mengaktifkan jutaan kelenjar keringat di tubuh.
5. Noda Kuning Keringat
Ketika kita mengenakan baju berwarna putih dan bersamaan dengan itu kita sedang berkeringat, maka muncul noda kuning di bagian ketiak.
Sebenarnya, keringat kita sama sekali tidak berwarna, seperti air pada umumnya.
Noda kuning pada baju putih ini disebabkan oleh reaksi kimia antara keringat dan zat antiperspiran pada pakaian kita.
6. Keringat Mengandung Racun?
Berdasarkan penjelasan yang tercantum dalam jurnal Environment International, keringat memang mengandung zat beracun namun jumlahnya sedikit.
Tubuh kita berkeringat untuk mendinginkan suhu tubuh, bukan mengeluarkan zat beracun dari dalam tubuh.
Baca Juga: Kenapa Rusa Sering Dikaitkan dengan Kereta Sinterklas? Ini Fakta Menariknya
Joe Schwarcz, seorang ahli kimia menjelaskan melalui laman National Geographic, bahwa di dalam keringat kita memang terdapat beberapa zat, namun tidak bisa disebut beracun.
Ahli fisiologi olahraga dari Universitas Ottawa di Kanada, Pascal Imbeault juga menambahkan, sebagian besar zat polutan dari keringat tidak berbahaya.
Zat polutan yang ditemukan di dalam keringat yang tertarik pada lemak, dan terbuat dari air, sehingga tidak larut dengan baik di dalam keringat.
7. Keringat Dingin saat Demam
Menurut hellosehat.com, tubuh memang harus berkeringat saat demam sebagai respons untuk menurunkan suhu internal yang sudah cukup tinggi.
Namun, jika kita mengalami demam akibat infeksi virus atau bakteri, berkeringat bukanlah tanda bahwa infeksi telah sembuh.
Keringat yang keluar dari dalam tubuh tidak akan membuat virus dan bakteri hilang dari dalam tubuh.
Justru, ketika keringat dingin terjadi pada saat demam tinggi, disertai dengan kejang, linglung, sesak napas, dan sebagainya, maka harus segera mendapatkan penanganan dokter.
Jadi, keringat dingin yang disertai dengan gejala-gejala tertentu pada saat demam justru harus segera dikonsultasikan ke dokter.
----
Kuis! |
Apa penyebab keringat menjadi bau? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR