Bobo.id - Setiap peradaban memiliki ciri khas busana yang membedakannya dengan peradaban lain, teman-teman.
Yap! Baju Yunani Kuno merupakan peninggalan kuno yang unik karena sampai sekarang masih ada yang menggunakannya, lo.
Teman-teman tentu sudah tidak asing dengan bangsa Yunani Kuno karena banyak disebut dalam berbagai cerita maupun film.
Kata Yunani sendiri sebenarnya berasal dari sebuah nama kota paling Timur di Yunani, yaitu Lonia.
Meski dijuluki dengan Yunani, orang asli Yunani justru menyebut wilayah tersebut dengan nama Hellas. Sementara masyarakatnya disebut Hellenes.
Jika kita lihat jauh ke belakang, Hellenes digambarkan menggunakan baju yang sangat sederhana namun memiliki kesan yang elegan.
Tidak hanya itu, baju Yunani Kuno ini juga sering dijadikan simbol-simbol tertentu sehingga tidak boleh sembarangan orang bisa memakainya.
Terutama di kalangan perempuan, cara mereka berpakaian mencerminkan tingkat kebangsawanan yang melekat pada diri mereka.
Nah, kali ini Bobo akan menjelaskan tentang perkembangan baju Yunani Kuno dan perkembangannya. Simak informasi berikut ini, yuk!
Baju Yunani Kuno berkembang dari Peradaban Minoan, Zaman Kuno, dan paling dikenal dari Zaman Klasik.
Sebagai salah satu pusat peradaban kuno, kebudayaan yang dihasilkan masyarakat Yunani disebut sebagai gaya Hellenictic atau Hellenisme.
Baca Juga: 5 Peninggalan Yunani Kuno, Ada Karya Seni sampai Olimpiade
Ciri khas kebudayaan hellas yang saat itu merupakan gabungan Mesir adalah menciptakan dan memakai baju yang khas.
Saat itu, pengaruh Mesir masih sangat kental. Ini terlihat dari baju yang digunakan: kaftan, tunik, rompi, dan lilitan pinggul.
Namun setelah memasuki periode klasik, penampilan orang Yunani mengalami beberapa perubahan, teman-teman.
Yap! Banyak masyarakat Yunani Kuno yang mulai meninggalkan motif kotak, motif papan catur, dan sejenisnya.
Masyarakat Yunani Kuno kemudian mulai memakai kain polos yang dihiasi dengan sulaman pada pinggiran kain.
Kain polos yang digunakan umumnya berwarna broken white, kuning telur, biru langit, terra cotta, hijau jeruk nipis, hingga cokelat tanah.
Baju Yunani Kuno umumnya terbuat dari linen atau wol. Namun, linen biasanya digunakan untuk busana masyarakat kelas atas.
Sementara itu, wol banyak digunakan untuk membuat pakaian semua kelas dan setiap kelompok umur.
Selain itu, pakaian berwarna juga hanya tersedia untuk masyarakat kelas atas dengan hiasan di sepanjang ujungnya.
Meskipun terbilang sederhana, baju Yunani Kuno terdiri dari beberapa bagian, yakni chiton, peplos, himation, dan chlamys.
Laki-laki dan perempuan Yunani Kuno biasanya menggunakan sepasang pakaian yang dipakai dan melekat di badan.
Baca Juga: Jadi Peradaban Terbesar, Apa Saja Perbedaan Kehidupan Romawi Kuno dan Yunani Kuno?
Ada sebuah pakaian bagian dalam yang bernama chiton dan peplos, dan sebuah pakaian luar yakni himation dan chlamys.
Chiton memiliki kemiripan bentuk dengan tunik di Asia. Chiton biasanya banyak dibuat dengan bahan wol.
Selain itu, chiton juga dibuat dengan lenan dan ramai yang diberi sulaman dengan benang berwarna emas sebagai hiasannya.
Chiton ini merupakan tunik putih sederhana yang bisa menjadi pakaian dalam atau pakaian publik sehari-hari.
Baju Yunani Kuno yang biasa dipakai perempuan dikenal dengan nama peplos. Bagian ini punya bentuk yang sama dengan chiton.
Beberapa peplos ini ada yang dibuat panjang, namun ada pula peplos yang dibuat pendek, teman-teman.
Pada bagian baju ada lipit-lipit yang ditahan dengan peniti. Ada kalanya pula dibuat lipit pada pinggang sehingga terlihat seperti blus.
Biasanya, perempuan kelas atas akan menggunakan pakaian berbahan chiton dengan peplos berornamen di atasnya.
Himation merupakan jenis kain yang biasa dipakai oleh ahli filosof atau orang terkemuka di Yunani Kuno.
Himation sendiri terdiri atas selembar kain yang memiliki ukuran panjang hingga 12-15 kaki, teman-teman.
Bahan yang biasa digunakan untuk membuat himation kebanyakan berasal dari wol atau lenan putih yang seluruh bidangnya disulam.
Baca Juga: Bangsa Apa yang Pertama Kali Menggunakan Demokrasi? Ini Sejarahnya
Singkatnya, himation merupakan jubah besar yang biasanya diwarnai dan dihias pada ujung-ujungnya.
Pakaian jenis ini memiliki tampilan yang mirip dengan himation karena dibuat dengan ukuran yang cenderung longgar.
Chlamys merupakan kain pendek yang dipakai sebagai jubah, diikat di leher, dan jatuh di kedua bahu ke belakang.
Jenis pakaian ini umumnya digunakan oleh tentara, utusan, dan pelayan kelas atas pada zaman Yunani Kuno, teman-teman.
Nah, itulah penjelasan terkait perkembangan dan bagian baju Yunani Kuno. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi teman-teman, ya.
Baca Juga: Peradaban Yunani Kuno Punya 3 Kebudayaan Khas: Mycena, Kreta, dan Hellas
----
Kuis! |
Apa sebutan bagi masyarakat Yunani Kuno? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | National Geographic,World History Encyclopedia |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR