Bobo.id - Teman-teman kelas VIII SMP akan mempelajari tentang berita pada Bab 1 Buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Di Bab ini kita akan mempelajari tentang unsur-unsur berita, struktur berita, kaidah-kaidah kebahasaan, dan masih banyak lagi.
Nah, kali ini Bobo akan membahas tentang kaidah-kaidah kebahasaan dalam teks berita. Apakah teman-teman sudah tahu?
Kalau belum, simak penjelasannya bersama-sama, yuk!
Kaidah-Kaidah Kebahasaan dalam Teks Berita
Bagi teman-teman yang pernah membaca teks berita tentu tahu kalau kata dan kalimat yang digunakan berbeda dengan bahasa kita sehari-hari.
Hal itu karena teks berita memiliki kaidah-kaidah tertentu.
Berikut akan Bobo jelaskan tentang kaidah-kaidah kebahasaan dalam teks berita yang membedakannya dengan teks lain:
1. Bahasa Bersifat Baku
Mengapa teks berita menggunakan bahasa baku?
Hal ini karena bahasa baku bisa menghubungkan berita dengan banyak orang. Sebab, bahasa baku bersifat umum dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Baca Juga: 6 Fakta Unik Bahasa Indonesia di Mata Dunia, Salah Satunya Pernah Dikirim ke Ruang Angkasa!
Sebab jika teks berita menggunakan bahasa populer atau kedaerahan tidak bisa menjangkau seluruh masyarakat.
Karena itulah biasanya teks berita dari media nasional menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
2. Menggunakan Kalimat Langsung
Penggunaan kalimat langsung sebagai variasi dari kalimat tidak langsungnya. Kalimat langsung ditandai oleh dua tanda petik ganda ("…") dan disertai keterangan penyertanya.
Penggunaan kalimat langsung terkait dengan pengutipan pernyataan-pernyataan oleh narasumber
berita.
Contoh:
"Siswa akan memulai semester baru pada Senin, 2 Januari 2023," jelas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim.
3. Menggunakan Konjungsi "Bahwa"
Penggunaan konjungsi "bahwa" yang berfungsi sebagai penerang kata yang diikutinya.
Hal ini berhubungan dengan pengubahan bentuk kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.
Contoh:
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD, Apa Perbedaan Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas?
- Data dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menyatakan bahwa Nilai Tingkat Kegemaran Membaca tertinggi ada di kota Yogyakarta.
4. Menggunakan Kata Kerja Mental
Penggunaan kata kerja mental atau kata kerja yang terkait dengan kegiatan dari hasil pemikiran.
Kata-kata yang dimaksud, antara lain, menyaksikan, merasa, berpikir, beranggapan, menikmati, menyukai, berpendapat, dan masih banyak lagi.
Contoh:
- Farah menyaksikan sendiri saat kecelakaan beruntun itu terjadi.
5. Menggunakan Keterangan Waktu dan Tempat
Penggunaan fungsi keterangan waktu dan tempat sebagai konsekuensi dari perlunya kelengkapan suatu berita yang mencakup unsur kapan dan di mana.
Contoh:
- Kebakaran terjadi sekitar pukul 15.00 WIB di Manggarai.
- Gempa 5,6 magnitudo mengguncang Cianjur siang tadi.
Baca Juga: 6 Contoh Pantun dengan Tema Kegembiraan dan Suka Cita, Materi Kelas 5 SD Tema 4
6. Menggunakan Konjungsi Temporal
Penggunaan konjungsi temporal atau penjumlahan, seperti kemudian, sejak, setelah, awalnya, akhirnya.
Hal ini berhubungan dengan pola penyajian berita yang umumnya mengikuti pola kronologis (urutan waktu).
Contoh:
- Banjir terjadi karena Jakarta dilanda hujan sejak kemarin pagi.
Sumber: Buku Bahasa Indonesia/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
----
Kuis! |
Mengapa teks berita menggunakan bahasa baku? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR