Ada juga beberapa arca, seperti arca prajnaparamita, arca dwarapala, gajah simha, umpak batu, dan lesung batu.
Teman-teman juga bisa menemukan gong perunggu bertuliskan aksara Tiongkok, mantra Buddha yang ditulis pada kertas emas, kramik asing, tembikar, hingga mata uang Tiongkok.
Sejarah Penemuan Candi Muaro Jambi
Penemuan Candi Muaro Jambi terjadi tanpa di sengaja. Pada tahun 1824, seorang letnan Inggris bernama SC Crooke diperintah melakukan pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentingan militer.
Crooke menemukan banyak sekali reruntuhan batu bata merah dan gundukan tanah serta kanal sungai kuno.
Lalu, pada tahun 1975 pemerintah mulai melakukan pemugaran dipimpin oleh arkeolog R. Soekmono.
Pada proses pemugaran itu, ditemukan banyak manik-manik yang berasal dari Persia, China, dan India, hingga disimpulkan bahwa daerah tersebut dulunya adalah pusat pertemuan berbagai budaya.
Agama Buddha Mahayana Tantrayana adalah agama mayoritas di masa itu. Hal itu diketahui dari banyaknya temuan lempeng-lempeng bertuliskan “wajra” pada beberapa candi yang membentuk mandala.
Melalui proses pemugaran sudah ditemukan beberapa candi seperti yang disebutkan sebelumnya.
Tapi para peneliti memperkirakan masih ada sekitar 70 candi yang sebagian besar masih merupakan gundukan tanah yang belum diokupasi.
Candi Muaro Jambi berada searah jalur Sungai Batanghari, yang di dalam kompleks candi juga ditemukan parit atau kanal kuno buatan manusia, serta kolam-kolam tempat penampungan air.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Situs Lokal? Ini Penjelasan dan Contohnya di Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR