“Rudi, tolong bawakan, ya!” pinta Datuk.
“Siap, Datuk! Kotaknya mau sekalian aku bawakan?” tanya Rudi.
“Kalau kotak ini, biar Datuk yang bawa,” elak Datuk.
“Baiklah!” sahut Rudi.
Datuk membuka salah satu album foto itu. Di dalamnya tertempel beberapa foto hitam putih. Ada yang ukurannya kecil seperti pas foto, ada juga yang besar. Letaknya agak berantakan.
“Nah, malam ini Datuk mau bercerita tentang saudara-saudara Datuk. Foto-foto ini Datuk sendiri yang menempelkannya di album ini,” ujar Datuk.
“Oo…pantas saja,” gumam Runi.
“Pantas berantakan, ya?” sahut Datuk. Runi dan Rudi menyambutnya dengan gelak tawa.
Setelah puas tertawa, Datuk kembali melanjutkan ceritanya. Datuk memperkenalkan foto-foto siapa saja yang ditempelnya di album itu. Album itu berisi foto saudara-saudara Datuk. Datuk bercerita terus tentang setiap orang yang ada di foto itu. Tiba-tiba, Rudi teringat sesuatu.
“Hmm…Datuk bukannya anak tunggal, ya?” tanya Rudi pelan.
Datuk mendadak menghentikan ceritanya. Ia menutup album itu. Kedua tangannya kemudian membelai rambut Runi dan Rudi.
Baca Juga: Cerpen Anak: Abe si Anak Laut #MendongenguntukCerdas
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR