Bobo.id - Hewan juga bisa merasakan dan menyampaikan kasih sayang pada hewan lain, baik sesama spesies maupun berbeda spesies.
Teman-teman sudah banyak mengetahui kisah persahabatan hewan yang menghangatkan hati. Nah, kali ini, ada kisah persahabatan hewan berbeda spesies juga, yakni badak dan kuda nil.
Badak adalah hewan yang termasuk dalam keluarga Rhinocerotidae dan merupakan salah satu hewan paling langka di dunia. Ada beberapa jenis badak yang dikenal, yaitu badak Sumatra, badak Jawa, badak India, dan badak Afrika.
Nama ilmiah dari badak adalah Rhinoceros, yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "hidung bertanduk".
Badak biasanya hidup di hutan hujan tropis dan subtropis, dan memiliki kebiasaan makan rumput dan tanaman lainnya yang tumbuh di habitat mereka.
Badak juga memiliki kebiasaan tidur yang cukup banyak, bahkan bisa mencapai 16 jam per hari.
Sedangkan Kuda nil adalah hewan yang termasuk dalam famili Equidae dan merupakan salah satu hewan terbesar di dunia.
Nama ilmiah dari kuda nil adalah Equus quagga yang terdiri dari beberapa subspesies, yaitu kuda nil Selatan, kuda nil Timur, dan kuda nil Barat.
Kuda nil biasanya hidup di savana dan gurun, dan memiliki kebiasaan makan berbagai jenis rumput dan tanaman lainnya yang tumbuh di habitat mereka.
Kuda nil juga merupakan hewan yang aktif sepanjang hari dan banyak menghabiskan waktu berendam di air bersama kawanannya.
Lalu, bagaimana dua spesies hewan badak dan kuda nil ini bisa bersahabat, ya? Simak kisah berikut ini!
Baca Juga: Lucu dan Menggemaskan, Ini Kisah Maggie Anjing yang Suka Memeluk Patung Kembarannya
Badak Baik Hati yang Merawat Anak Kuda Nil
Kisah ini bermula dari penampungan dan perawatan badak Zululand, Kerajaan Zulu, Afrika Selatan.
Suatu ketika, ada petugas yang menemukan anak kuda nil yang hidup sendirian dan kebingungan di sungai Tugela yang berada tak jauh dari Zululand.
Rupanya anak kuda nil yang malang itu ditinggalkan oleh induk dan kawanannya.
Karena tidak bisa merawat dirinya sendiri, para petugas yang iba pun membawa anak kuda nil itu ke Zululand.
Tanpa disangka, anak kuda nil itu disambut dengan baik oleh badak-badak di Zululand, lo!
Salah satu induk badak pun terlihat sangat dekat dan mau merawat anak kuda nil yang diberi nama Charlie tersebut.
Rupanya induk badak itu memiliki anak-anak yang seumuran dengan Charlie.
Induk badak dan anak-anaknya pun menjadi keluarga baru Charlie.
Charlie yang kesepian pun menjadi ceria kembali.
Baca Juga: Persahabatan Unik Kucing dan Kadal yang Menggemaskan, Bagaimana Kisahnya?
Charlie Lupa Cara Menjadi Kuda Nil
Karena dirawat dan dibesarkan bersama keluarga badak, Charlie si kuda nil lupa jika dirinya kuda nil, lo!
Setiap hari Charlie memakan rumput bersama ibu angkat dan bermain dengan saudara-saudara badaknya.
Charlie pun ikut-ikutan tidur selama sekitar 16 jam di bawah sinar matahari.
Tentu saja, hal ini mengkhawatirkan petugas Zululand, karena kuda nil seharusnya banyak berendam di air karena panasnya sinar matahari bisa merusak kulit mereka.
Sayangnya, Charlie tidak mau berendam dan memilih hidup seperti badak.
Oleh sebab itu, para petugas membangun kolam yang lebih besar untuk Charlie dan tidak lupa menyemprotkan air ke tubuh Charlie setiap beberapa jam sekali.
Bahkan, Charlie diperlakukan istimewa, lo!
Charlie dibolehkan tidur di kamar petugas yang sejuk dan ber-AC agar tubuhnya tidak sakit akibat terlalu sering berjemur.
Ada-ada saja, ya, si Charlie. Hihihi.
Untunglah, Charlie yang dulunya ditinggalkan induk dan kawanannya kini menemukan keluarga baru yang menyayanginya.
Baca Juga: Punya Bulu Menggemaskan, Ini 4 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memelihara Poodle
----
Kuis! |
Di mana tempat penampungan badak tempat Charlie dirawat? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | The Dodo |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR